RI Respons Tarif Trump Lewat Lima Kesepakatan Utama

RI Respons Tarif Trump Lewat Lima Kesepakatan Utama
Negosiasi dilakukan oleh Menteri Keuangan dan Menko Perekonomian. (ist ekon.go.id)

Jakarta, SERU.co.id – Pemerintah Indonesia bergerak cepat merespons kebijakan tarif timbal balik (resiprokal) yang diberlakukan Presiden Donald Trump terhadap sejumlah produk ekspor Indonesia. Lima kesepakatan utama disiapkan untuk menjaga stabilitas ekonomi, membuka ruang dialog dengan Washington dan memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan global. Pihak AS mengapresiasi respons cepat Pemerintah Indonesia.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengungkapkan, lima kesepakatan strategis yang tengah dijajaki bersama Pemerintah AS. Guna meredam dampak kebijakan dagang agresif tersebut.

“Pemerintah telah menjajaki komunikasi intensif dan negosiasi dengan AS. Terutama untuk merespons kebijakan tarif resiprokal yang berdampak langsung terhadap neraca perdagangan kita,” seru Sri Mulyani.

Lima jurus RI hadapi tarif Trump:

  1. Penyesuaian Tarif Masuk Produk AS
    Indonesia akan menetapkan bea masuk selektif terhadap produk-produk tertentu dari AS sebagai langkah timbal balik yang terukur.
  2. Peningkatan Impor Strategis dari AS
    Pemerintah akan meningkatkan impor komoditas yang tidak tersedia secara domestik. Seperti Migas, mesin teknologi tinggi dan produk pertanian unggulan.
  3. Reformasi Perpajakan dan Kepabeanan.
    Langkah ini diambil guna menyederhanakan proses perdagangan dan meningkatkan transparansi fiskal.
  4. Penyesuaian Aturan Non-Tarif
    Termasuk evaluasi kebijakan TKDN, kuota impor dan peraturan teknis antar-kementerian demi memperkuat daya saing nasional.
  5. Penanggulangan Banjir Impor
    Melalui skema trade remedies yang cepat dan responsif, pemerintah bersiap menghalau produk impor yang membanjiri pasar domestik.

“Langkah-langkah ini dirancang tidak hanya untuk melindungi industri dalam negeri. Namun juga menjaga stabilitas ekonomi makro dan kesinambungan APBN,” ujarnya.

Baca juga: Pakar UB Soroti Efek Domino hingga Peluang Kebijakan Tarif Trump untuk Indonesia

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto turut memimpin negosiasi bilateral langsung dengan jajaran pejabat tinggi AS. Termasuk US Secretary of Treasury Scott Bessent dan perwakilan USTR Jamieson Greer.

Dalam pertemuan itu, Indonesia telah mengajukan proposal yang mengusung lima kepentingan nasional utama. Yakni ketahanan energi nasional, akses pasar ekspor kompetitif ke AS, deregulasi dan kemudahan berusaha. Kemudian penguatan rantai pasok industri strategis dan mineral kritis serta transfer teknologi dan akses IPTEK.

Baca juga: Kebijakan Tarif Impor Trump Mengguncang, Indonesia Didesak Isi Pos Dubes dan Berdikari

“Proposal tersebut disambut baik oleh AS dan menjadi dasar pembukaan ruang dialog teknis yang akan berlangsung dalam dua minggu ke depan. Kami sudah memasuki fase negosiasi teknis. Indonesia termasuk salah satu dari 20 negara yang bergerak cepat dalam merespons tarif resiprokal ini,” ujar Airlangga.

Untuk memastikan keadilan dalam proses negosiasi, Pemerintah RI menggandeng pelaku usaha dan asosiasi seperti Asosiasi Semikonduktor, US-ASEAN Business Council, hingga perusahaan raksasa seperti Amazon, Boeing, Microsoft dan Google.

Negosiasi ini juga menjadi batu loncatan diplomatik yang lebih besar. Selain AS, Indonesia tengah memperluas ekspor ke kawasan ASEAN Plus Three (Tiongkok, Jepang, Korea Selatan), negara-negara BRICS, hingga pasar Eropa, sebagai upaya diversifikasi ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca juga: Trump Umumkan Tarif Timbal Balik sebagai Pembalasan dalam Perdagangan Internasional

Pihak AS, melalui Secretary, Scott Bessent menyampaikan, apresiasi atas respons cepat Pemerintah Indonesia. Terutama setelah keluarnya pengumuman Tarif Resiprokal oleh Presiden Trump pada tanggal 2 April 2025.

“Saya terkesan dengan surat yang disampaikan oleh Menko Airlangga kepada saya. Itu adalah awal yang sangat baik. Saya berterima kasih karena Indonesia terus melanjutkan hubungan bilateral yang baik ini,” tegas Secretary Bessent. (aan/mzm)

Pos terkait