Malang, SERU.co.id – Pemerintah Kabupaten Malang telah menyiapkan lahan seluas 9,6 hektar di Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, sebagai lokasi pembangunan Sekolah Rakyat, sebuah proyek pendidikan nasional yang menyasar anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Bupati Malang, HM Sanusi, menyampaikan bahwa luas lahan yang diusulkan dinilai sangat memadai untuk mendukung pembangunan serta pemanfaatan berbagai fasilitas pendukung pendidikan.
“Lahan ini cukup luas, bahkan satu hektar dapat dialokasikan khusus untuk sarana olahraga. Sementara kebutuhan utama hanya lima hektar, sehingga masih tersisa sekitar empat hektar yang bisa dimanfaatkan untuk fasilitas penunjang lainnya,” ujar Sanusi saat mendampingi kunjungan Direktur Jenderal Prasarana Strategis (Ditjen PS) Kementerian PUPR, Maulidya Indah Junica, beserta jajaran.
Lahan yang diajukan terletak tak jauh dari kawasan Jembatan Pelangi dan saat ini juga berada dalam jalur pembangunan infrastruktur jalan nasional. Untuk sementara, lahan tersebut masih disewa pihak lain dan dimanfaatkan sebagai perkebunan tebu.
Direktur Jenderal Prasarana Strategis Kementerian PUPR, Maulidya Indah Junica, menegaskan bahwa lokasi yang telah ditinjau masih harus melalui proses evaluasi sebelum ditetapkan sebagai lokasi final pembangunan Sekolah Rakyat.
“Kami masih akan melakukan evaluasi menyeluruh, mulai dari status lahan hingga dampak lingkungan dan sosial terhadap masyarakat sekitar,” ungkap Maulidya.
Selain itu, ia menambahkan bahwa pembangunan sekolah harus mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Malang dan mempertimbangkan kontur tanah agar konstruksi bangunan sesuai dengan kondisi lapangan.
Sekolah Rakyat ini dirancang untuk mencakup tiga jenjang pendidikan sekaligus: SD, SMP, dan SMA, lengkap dengan sarana dan prasarana penunjang yang memadai. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
“Perencanaan fisik bangunan akan dilakukan oleh Kementerian PUPR, sesuai dengan standar dan kebutuhan untuk setiap jenjang pendidikan,” jelas Maulidya.
Pembangunan proyek ini direncanakan akan dimulai pada Juni 2025 dan ditargetkan rampung pada Februari 2026.
“Karena ini pembangunan dari nol, artinya dari tidak ada menjadi ada, kami berharap seluruh proses berjalan harmonis dan lancar. Itu yang paling penting,” pungkasnya. (wul/ono)