Malang, SERU.co.id – Universitas Brawijaya (UB) kembali menorehkan prestasi membanggakan dengan menempati peringkat ke-7 nasional dan peringkat ke-196 di Asia versi EduRank. Capaian ini menjadi indikator kuat atas peningkatan kualitas riset, visibilitas internasional, serta reputasi akademik dan non-akademik.
Kepala UPT Reputasi UB, Hendrix Yulis Setyawan STP MSi PhD menjelaskan, EduRank menggunakan metodologi penilaian komprehensif. Terdiri dari 45 persen kinerja akademik, 45 persen aspek non-akademik dan 10 persen kualifikasi alumni.
“Peningkatan posisi UB pada EduRank ini menunjukkan kualitas riset dan publikasi UB semakin diakui dalam dunia akademik. Hal ini terlihat dari tingginya jumlah sitasi yang dihasilkan. EduRank menjadi cermin bagi UB untuk mengevaluasi kinerja riset, eksposur non-akademik dan reputasi alumni dibandingkan dengan universitas lain,” seru Hendrix, Rabu (19/3/2025).
Pemeringkatan ini mengacu pada dua sumber utama. Yakni OpenAlex, mencerminkan performa riset melalui jumlah publikasi dan sitasi. Kemudian Ahrefs, mengukur popularitas dan visibilitas UB di dunia maya, khususnya dari sisi SEO dan trafik website.
Baca juga: UB Semakin Kokoh, Enam Bidang Studi Masuk QS World University Rankings by Subject 2025
“EduRank tidak melibatkan penilaian dari dosen eksternal, mitra industri, atau alumni. Penekanannya murni pada output riset dan eksistensi digital,” tambah Hendrix.
Meski sempat mengalami fluktuasi akibat pandemi COVID-19, tren publikasi UB terus meningkat. Sejak 2019 hingga 2025, publikasi UB di jurnal bereputasi Q1 melonjak lima kali lipat. Pada 2024 saja, tercatat sebanyak 2.284 publikasi telah diterbitkan, dan UB menargetkan peningkatan hingga 4.000 publikasi pada 2025.
Baca juga: Bukti Daya Tarik UB di Kancah Global, 2.254 Mahasiswa Asing Daftar Beasiswa BISS 2025
Pencapaian ini tidak lepas dari berbagai program unggulan yang digagas Rektor UB untuk mendorong peningkatan mutu riset dan internasionalisasi kampus, di antaranya:
- Program Riset Kolaborasi Internasional. Mempertemukan dosen UB dengan peneliti asing melalui pendanaan riset berbasis publikasi ilmiah.
- Adjunct Professor Program. Program kolaboratif melibatkan hampir 100 profesor tamu dari luar negeri.
- Visiting Lecturer Program. Menargetkan kedatangan 1.000 akademisi asing untuk memperkaya proses pembelajaran.
- Program 3 in 1, yaitu satu mata kuliah diajar oleh tiga pihak berbeda. Yakni dosen internal, praktisi industri dan dosen luar negeri. Setiap tahun, program ini menghadirkan sekitar 200 akademisi dan profesional internasional.
- UB Star Program. Mobilitas 1.000 mahasiswa ke luar negeri dengan output berupa publikasi ilmiah dan pengalaman akademik global.
“Peringkat ke-7 ini adalah bukti konkret UB terus bergerak maju menjadi universitas unggul di tingkat nasional dan internasional. Capaian ini menjadi semangat baru untuk terus mendorong prestasi yang lebih tinggi,” pungkas Hendrix. (aan/mzm)