Malang, SERU.co.id – Kantor Perwakilan BI (KPwBI) Malang bekerja sama dengan perbankan menyediakan layanan penukaran uang kepada masyarakat. Uang pecahan yang telah dipersiapkan sebesar Rp4,123 triliun untuk penukaran uang baru, dengan 3 (tiga) skema layanan penukaran uang baru.
Kepala KPwBI Malang, Febrina menjelaskan, layanan penukaran uang baru disediakan bagi masyarakat di seluruh wilayah kerja BI Malang. Jangkauan wilayahnya meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu, Kota dan Kabupaten Pasuruan, serta Kota dan Kabupaten Probolinggo.
“Uang pecahan tunai sebesar Rp4,123 triliun telah disediakan untuk keperluan penukaran uang baru. Jumlah tersebut naik 11 persen dari realisasi tahun 2024 sebesar Rp3,716 triliun. Dengan rincian Uang Pecahan Besar (UPB) sebesar Rp3,777 triliun serta Uang Pecahan Kecil (UPK) sebesar Rp345 miliar,” seru Febrina, dalam keterangan resminya kepada SERU.co.id, Rabu (5/3/2025).
BI Malang telah menyiapkan 3 skema layanan penukaran uang baru, yaitu:
- Layanan kas keliling.
BI melaksanakan layanan kas keliling selama periode Ramadan dan Idulfitri 2025 pada periode 5-13 Maret 2025. Terdapat 6 titik tersebar di wilayah Malang Raya yang bisa dikunjungi masyarakat. - Layanan penukaran bersama perbankan.
BI bekerjasama dengan perbankan di Kota Malang akan melaksanakan penukaran bersama di Bank Indonesia Malang. Layanan ini berlangsung tanggal 22 Maret 2025 dengan target penukar mencapai 1.000 orang. - Layanan penukaran di loket perbankan.
Selain penukaran di BI Malang dan lokasi kas keliling, masyarakat dapat menukarkan uang di kantor perbankan wilayah kerja KPwBI Malang.
BI Malang telah menunjuk 50 titik loket penukaran uang, dan layanan dibuka pada tanggal 24-27 Maret 2025. Febrina menuturkan, masyarakat harus melakukan pemesanan terlebih dahulu sebelum menukarkan uang. Pemesanan dilakukan melalui website Pintar yang dapat di akses pada website https://pintar.bi.go.id.
“Seluruh penukaran masyarakat baik melalui layanan kas keliling, penukaran bersama perbankan, penukaran di loket perbankan wajib melakukan pemesanan terlebih dahulu. Penukaran tidak dapat diwakilkan, wajib membawa KTP serta bukti pemesanan,” tegas Febrina.
Febrina mengungkapkan, penggunaan website pintar dapat mempermudah penentuan jadwal dan waktu penukaran uang. Cara tersebut dinilai menjamin keadilan distribusi dan memperluas aksesibilitas dan kemudahan bagi masyarakat.
Selain itu, diharapkan dapat mengurangi antrian fisik dan kepadatan di lokasi penukaran uang. Penggunaan website pintar juga dapat meningkatkan efisiensi dan ketepatan layanan.
Program-program tersebut resmi diluncurkan oleh KPwBI Malang melalui program SERAMBI (Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idulfitri) 2025. Rangkaian kegiatan itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan uang rupiah dan layanan kas periode Ramadan dan Idulfitri 2025.
Upaya pengelolaan uang rupiah secara optimal dilakukan melalui tiga framework. Mulai dari penyediaan uang hingga infrastruktur pengelolaan.
“Pertama, ketersediaan uang rupiah yang berkualitas dan terpercaya. Kedua, sistem distribusi uang yang efisien dengan layanan kas prima. Ketiga, infrastruktur pengelolaan uang rupiah berbasis teknologi,” paparnya.
Febrina berharap, sinergi dapat terus terjalin erat guna memastikan distribusi uang berjalan lancar, tepat sasaran dan sesuai kebutuhan masyarakat. Dalam kegiatan SERAMBI 2025 ini, BI menggandeng perbankan, Asosiasi PJPUR dan seluruh mitra kerja BI.
Acara peluncuran SERAMBI 2025 mengangkat tema ‘Serambi Rupiah Ramadan: Menjaga Rupiah di Bulan Penuh Berkah’. Melalui tema itu, pihaknya mengajak masyarakat lebih mencintai uang rupiah, bangga menggunakan uang rupiah dan paham penggunaan rupiah. Ia menyebutkan, ada lima cara mengimplementasikan hal tersebut.
“Jangan dilipat, jangan dicoret, jangan distapler, jangan diremas dan jangan dibasahi. Kenali uang Rupiah dengan 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang) serta menggunakannya secara bijak,” ucapnya.
Masyarakat diimbau bijak menggunakan uang dengan belanja sesuai kebutuhan. Dalam artian, tidak berlebihan, memastikan kualitas setara dengan harga dan tidak menimbun pembelian.
Wujud cinta dan bangga terhadap rupiah juga dapat diimplementasikan dengan mengalokasikan dana secara tepat. Dalam berbelanja, masyarakat dianjurkan membeli produk dalam negeri, terutama produk UMKM. (ws13/rhd)