Usung KKN Berbasis Pesantren, Unira Malang Edukasi Pengelolaan Sampah Organik

Rektor Unira Malang, H. Imron Rosyadi Hamid, SE MSi Phd mengapresiasi, prioritas edukasi pengelolaan sampah organik dalam program KKN. (ws13) - Usung KKN Berbasis Pesantren, Unira Malang Edukasi Pengelolaan Sampah Organik
Rektor Unira Malang, H. Imron Rosyadi Hamid, SE MSi Phd mengapresiasi, prioritas edukasi pengelolaan sampah organik dalam program KKN. (ws13)

Malang, SERU.co.id – Universitas Islam Raden Rahmat (Unira Malang) sukses mengusung KKN Tematik berbasis pesantren untuk kali pertama. Pelaksanaan program tersebut memprioritaskan edukasi pengelolaan sampah organik di pondok pesantren.

Rektor Unira Malang, H Imron Rosyadi Hamid SE MSi Phd mengungkapkan, sampah merupakan persoalan serius. Selama satu tahun terdapat 69 juta ton sampah yang dihasilkan di Indonesia.

Bacaan Lainnya

“Ada banyak hal-hal yang menjadi konsen kita, tapi kebanyakan melakukan program pengelolaan sampah di pondok pesantren. Apalagi banyak sampah yang setiap hari dihasilkan di pondok pesantren,” seru Imron, sapaannya kepada SERU.co.id, Kamis (27/2/2025).

Hal itu disampaikan dalam rangkaian acara Gebyar KKN-2025 Santrinova. Banyak produk yang dihasilkan selama KKN, seperti eco enzim, pupuk organik, pengembangan benih-benih sayuran, hingga pembuatan mading dari barang bekas. Semua hasil karya dari pengelolaan limbah organik tersebut ditampilkan dalam penutupan KKN kali ini.

Imron melanjutkan, Unira baru pertama kali mengembangkan KKN Tematik berbasis pesantren. Menurutnya, gagasan ini bukan karena banyaknya petinggi kampus maupun dosen yang mengelola pesantren.

“Akan tetapi, karena pondok pesantren merupakan bagian dari kultur masyarakat kita di Kabupaten Malang. Dengan melibatkan mahasiswa, diharapkan bisa menggali dan mengembangkan potensi yang ada di pesantren. Ini suatu terobosan yang baru kali ini kita lakukan,” ujarnya.

Senada dengan Rektor, Ketua LPPM Unira, Abdillah Ubaidi Djawahir menjelaskan, kegiatan ini merupakan upaya rekonstruksi masyarakat melalui edukasi. Pasalnya, pondok pesantren merupakan sistem sosial yang berperan penting dalam masyarakat.

“Kami mengangkat tema berdampak dan berkelanjutan. Berdampak artinya ada efek positif dan berkelanjutan yang berarti manfaatnya dapat terus dirasakan,” tuturnya.

Selain edukasi sampah, Ubaidillah mengatakan, mahasiswa juga bisa memilih topik lain seperti edukasi anti bullying, hingga pelatihan digitalisasi. Semua topik edukasi tersebut tidak hanya diberikan dalam bentuk materi, tapi juga praktik di lapangan.

“Karena harus berkelanjutan, yang terpenting bagaimana membangun kesadaran para santri. Artinya program ini tidak berhenti disitu, tapi terus dilakukan ke depannya,” imbuhnya.

Rektor Unira Malang menyambangi salah satu galeri pameran Gebyar KKN-T 2025 Santrinova. (ws13) - Usung KKN Berbasis Pesantren, Unira Malang Edukasi Pengelolaan Sampah Organik
Rektor Unira Malang menyambangi salah satu galeri pameran Gebyar KKN-T 2025 Santrinova. (ws13)

Para mahasiswa tidak serta merta melakukan kegiatan KKN. Sebelum program kegiatan dimulai bulan Januari silam, mereka terlebih dahulu diminta melakukan assessment terkait persoalan dan potensi di pesantren.

Sebelumnya, pelaksanaan kegiatan KKN berbasis pesantren di Unira diapresiasi positif oleh Kankemenag Kabupaten Malang. Kasi Pesantren Kankemenag Kabupaten Malang, KH. Dr. Muhammad Arifin mengatakan, Unira merupakan kampus pertama yang mengusung KKN berbasis pesantren.

“Terdapat lebih dari 600 pondok pesantren di Kabupaten Malang. Ada banyak sekali potensi sumber daya manusia di lingkungan pesantren,” paparnya.

Ia berharap, para mahasiswa bisa melakukan riset untuk mengembangkan potensi dan prestasi para santri. Sebagai tindak lanjut, Unira Malang telah melakukan MoU dengan Kankemenag Kabupaten Malang dalam program kegiatan berbasis pondok pesantren. (ws13/rhd)

disclaimer

Pos terkait