Menteri Kebudayaan RI Hadiri Sarasehan Budaya dan Diskusi RBI di FIB UB

Menteri Kebudayaan RI berfoto bersama seluruh peserta dan undangan. (ist/ FIB UB for SERU.co.id) - Menteri Kebudayaan RI Hadiri Sarasehan Budaya dan Diskusi RBI di FIB UB
Menteri Kebudayaan RI berfoto bersama seluruh peserta dan undangan. (ist/ FIB UB for SERU.co.id)

Malang, SERU.co.id – Menteri Kebudayaan RI hadiri sarasehan budaya dan diskusi Rumah Budaya Indonesia (RBI) di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FIB UB). Acara ini bertujuan memperkuat diplomasi budaya dan mendiskusikan strategi penguatan peran UB dalam pengembangan kebudayaan Indonesia di tingkat global.

Dekan FIB UB, Hamamah PhD menjelaskan, visi program RBI UB di Tiongkok menjadi pusat diplomasi budaya dan pengajaran Bahasa Indonesia di luar negeri. Program ini bertujuan meningkatkan pemahaman serta kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok melalui promosi budaya dan edukasi bahasa.

Bacaan Lainnya

“RBI ini adalah inisiasi untuk diplomasi budaya dan bahasa. Dengan meningkatnya hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok, kita perlu masuk dengan diplomasi budaya mengingat kedua negara memiliki sejarah kompleks. RBI hadir sebagai langkah resiprokal terhadap Confucius Institute yang telah lama berjalan di Indonesia,” seru Hamamah, Selasa (18/2/2025).

Hamamah juga menegaskan, RBI yang dikelola FIB UB berbeda dari RBI lainnya yang berada di bawah pengelolaan KBRI. RBI UB merupakan inisiatif berbasis kerja sama antarlembaga pendidikan di perguruan tinggi di Tiongkok untuk menunjang pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).

“Kami ingin RBI menjadi pusat kegiatan aktif yang menghubungkan pemerintah daerah di Indonesia dengan kota-kota di Tiongkok. Menciptakan hubungan sister city dan memperkenalkan warisan budaya Indonesia secara lebih dinamis,” tambahnya.

Menteri Kebudayaan RI, Dr H Fadli Zon SS MSc menyampaikan, apresiasinya atas langkah strategis UB dalam pengembangan RBI sebagai pusat diplomasi budaya. Ia menegaskan, Kementerian Kebudayaan siap mendukung pengembangan RBI UB. Termasuk menjalin komunikasi dengan KBRI Beijing untuk memperluas dampaknya.

“Kami melihat upaya diplomasi budaya ini sangat strategis. Perguruan tinggi memiliki fleksibilitas dalam mempromosikan budaya kita di luar negeri. Kami akan berdiskusi lebih lanjut dengan KBRI Beijing untuk menjadikan RBI lebih besar dan sistematis,” ungkap Fadli Zon.

Menteri Kebudayaan siap mendukung pengembangan RBI UB. (ist/ FIB UB for SERU.co.id) - Menteri Kebudayaan RI Hadiri Sarasehan Budaya dan Diskusi RBI di FIB UB
Menteri Kebudayaan siap mendukung pengembangan RBI UB. (ist/ FIB UB for SERU.co.id)

Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya adaptasi budaya digital dalam diplomasi budaya di era modern. Menurutnya, digitalisasi budaya, animasi dan video game dapat menjadi strategi efektif memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia.

“Kita harus beradaptasi dengan teknologi informasi dan komunikasi. Digitalisasi budaya adalah keniscayaan. Koleksi warisan budaya juga harus tersedia dalam format digital agar dapat diakses masyarakat global kapan saja,” tegasnya.

Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama dan Internasionalisasi UB, Prof Andi Kurniawan SPi MEng DSc menjelaskan, RBI UB merupakan bagian dari program unggulan menuju UB sebagai World-Class University. Program ini selaras dengan strategi internasionalisasi UB yang menitikberatkan pada soft diplomacy.

“RBI adalah ikon internasionalisasi UB. Kami ingin membawa UB lebih dikenal di dunia melalui program ini. Selain itu, UB bekerja sama dengan 25 universitas di Tiongkok yang memiliki program studi Bahasa Indonesia dan mendukung uji kompetensi BIPA sebagai bagian dari strategi penguatan diplomasi budaya,” jelasnya.

Prof. Andi juga menambahkan, kerja sama dengan Tianjin Foreign Studies University dan Peking University membuka peluang besar bagi UB. Terutama untuk berkolaborasi dalam riset dan program akademik lainnya terkait bahasa dan budaya.

“UB telah menjalin kerja sama strategis dengan beberapa universitas di Tiongkok, termasuk Peking University. Selain akademik, kami ingin mengembangkan kolaborasi dengan mitra strategis lainnya,” ujar Andi.

Dengan dukungan Kementerian Kebudayaan dan berbagai pemangku kepentingan, UB optimistis Rumah Budaya Indonesia di Tiongkok dapat menjadi model sukses diplomasi budaya serta memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.

“Kami berharap inisiatif ini mampu memperluas jaringan kerja sama budaya Indonesia dengan negara lain. Kemudian mendorong pemahaman budaya yang lebih mendalam antara Indonesia dan dunia,” pungkas Hamamah.

Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Gamal Albinsaid (Komisi X DPR RI), Masyitoh Annisa (Staf Ahli Menteri Bidang Hukum & Kebijakan Kebudayaan), Rachmanda Primayuda (Staf Khusus Menteri Bidang Protokoler & Rumah Tangga). Kemudian Basuki Teguh Yuwono (Staf Khusus Menteri Bidang Sejarah & Pelindungan Warisan Budaya), I Made Dharma Suteja (Direktur Warisan Budaya, Kementerian Kebudayaan) dan Endah Budi Heryani (Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV). (afi/mzm)

disclaimer

Pos terkait