Jember, SERU.co.id – Warga Desa/Kecamatan Kalisat, Jember, digegerkan dengan penemuan sesosok mayat seorang pria Lansia di dalam kamar kos yang terletak di samping SMA 10 November Kalisat.
Korban diketahui bernama Andreas (63), dirinya ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa oleh tetangga kosnya Alfiya, sekitar pukul 08.00 WIB pagi.
Menurut informasi yang dihimpun, Andreas ditemukan dalam posisi terlentang di lantai kamar kosnya, mengenakan kemeja hitam dan tanpa celana.
Kapolsek Kalisat AKP Bambang Hermanto mengatakan bahwa penemuan ini berawal dari laporan Alfiya (tetangga kos) kepada pemilik kos, Samsul Arifin yang sebelumnya telah mendengar bahwa Andreas sedang sakit parah.
Baca juga: Puluhan Emak-emak di Jember Demo, Suarakan Pro Kontra Truk ODOL yang Lewat Jalan Provinsi
“Pada malam sebelumnya, Ibu Alfiya sempat mengecek kondisi Andreas dan melihatnya masih hidup. Beliau juga melaporkan kepada pemilik kos bahwa Andreas dalam keadaan sakit,” seru Bambang pada wartawan, Rabu (5/2/2025).
“Namun, saat Ibu Alfiya mengecek kembali keesokan paginya, ia curiga karena pintu kamar masih tertutup dan lampu menyala, serta tercium bau tidak sedap,” sambungnya.
Setelahnya, kata Bambang melanjutkan, Alfiya dan Samsul Arifin langsung melaporkan kejadian tersebut kepada Polsek Kalisat.
“Setelah menerima laporan itu, kami dari Polsek Kalisat dibantu dengan sejumlah relawan dan tim dari Puskesmas Kalisat segera mendatangi lokasi untuk melakukan evakuasi dan olah tempat kejadian perkara (TKP),” ujar Bambang.
“Kemudian korban kami evakuasi ke RSD Kalisat untuk dilakukan pemeriksaan medis. Nah dari hasil pemeriksaan medis di RSD Kalisat, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban,” imbuhnya.
Baca juga: Tiga Bocah Hanyut di Pantai Cemara Jember Saat Berenang, Satu Tewas Tenggelam
Dari hasil pemeriksaan medis, lanjut Bambang, pihaknya memperkirakan Andreas meninggal dunia pada malam sebelumnya dan diketahui memiliki riwayat penyakit diabetes serta kanker.
“Korban diketahui menderita kanker kulit dan diabetes, dan selama tinggal di kos, ia hidup sendiri tanpa keluarga,” paparnya.
Keluarga korban, yang dihubungi setelah penemuan tersebut menolak untuk dilakukan autopsi dan menerima kematian korban sebagai musibah dengan menandatangani surat pernyataan bermaterai.
“Pihak keluarga menerima kematian korban, dan menolak dilakukan autopsi. Jenazah korban kemudian kami serahkan kepada pihak keluarga untuk segera dimakamkan,” pungkas Bambang. (amb/mzm)