Malang, SERU.co.id – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang terus mendukung produktivitas petani melalui berbagai fasilitas. Tahun ini, pemerintah menyediakan 600 Kg benih jagung yang dapat digunakan untuk 50 hektare lahan.
Selain itu, pada awal 2025, Kota Malang mendapatkan alokasi pupuk subsidi sebesar 501 ton untuk Urea dan 625 ton untuk NPK guna membantu petani meningkatkan hasil panen.
Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan menjelaskan, produksi jagung di Kota Malang mencapai 7 hingga 8 ton per hektare. Petani masih bisa menanam di lahan tadah hujan untuk periode tanam akhir 2024 hingga pertengahan 2025. Dalam satu tahun, petani dapat menanam dua kali dengan masa tanam sekitar 3 hingga 4 bulan per siklus.
“Kami tidak hanya menyediakan benih, tetapi juga memfasilitasi petani melalui kelompok tani dan penyuluh pertanian. Kami mengusulkan kebutuhan pupuk subsidi, yang nantinya dibagikan sesuai dengan anggaran yang tersedia. Saat ini, alur distribusi pupuk lebih sederhana, langsung dari Pupuk Indonesia ke Gapoktan atau Poktan yang memiliki fasilitas penyimpanan,” seru Slamet.
Selain jagung, Dispangtan mengusulkan bantuan benih padi sebanyak 2.000 Kg, sama seperti tahun 2024. Bantuan lain yang diajukan meliputi alat dan mesin pertanian seperti handsprayer, hand traktor, jaring pengaman bulir padi, insektisida, pestisida dan racun tikus. Semua bantuan ini diusulkan oleh petani melalui surat dan proposal ke pemerintah daerah agar masuk dalam penganggaran.
Petani di Kota Malang juga mendapatkan bantuan dari program Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Indonesia. Program ini mencakup 10.000 bibit cabai, 19 unit hand traktor, 20 handsprayer elektrik, 20 gulung plastik mulsa, 20 lembar terpal, dan 10 tandon air. Bantuan ini diharapkan, dapat menunjang produktivitas petani di Kota Malang.
Slamet berharap, petani dapat lebih optimal dalam memanfaatkan fasilitas yang diberikan. Saat ini, rata-rata petani di Kota Malang hanya menanam dua hingga 2,5 kali dalam setahun. Dengan dorongan dari kelompok tani dan gabungan kelompok tani (Gapoktan), diharapkan, masa tanam dapat meningkat menjadi tiga kali dalam setahun sehingga hasil pertanian semakin maksimal. (ska/mzm)