India, SERU.co.id – Kecelakaan pesawat Air India Express yang jatuh pada Jumat (7/8/2020), menyisakan kisah pilu bagi para korban. Pesawat dengan nomor penerbangan IX 1344 dari Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), jatuh di dekat Kota Kozhikode, India bagian Selatan. Dugaan penyebab sementara, tergelincir keluar landasan akibat cuaca hujan badai, hingga terjun ke lembah sedalam 35 kaki.
Salah satu penumpang pesawat yang terbang dari Dubai, Muhammad Junaid (25), menceritakan kisah pilu yang dialaminya. Junaid menjelaskan, dirinya dan penumpang lain yang duduk di bagian belakang hanya mengalami luka ringan. Bahkan mereka masih sanggup berjalan menuju Bandara Internasional Calicut.
“Saya bersyukur tidak ada hal lain yang terjadi pada saya. Meski pesawat meluncur ke dalam lereng dan terbelah menjadi dua. Semua itu terjadi dalam 15 detik,” seru Junaid, dilansir dari Reuters.
Tak hanya itu, Junaid bahkan langsung pulang ke rumah di Elathur, sekitar satu jam dari bandara. Dia mengaku sakit di bagian kepala, karena terbentur langit-langit pesawat dengan bibir sedikit berdarah karena tergigit.
Meski disebut kecelakaan pesawat terburuk sejak 2010 di India, pejabat setempat menyatakan korban meninggal akibat jatuhnya pesawat ini adalah 18 orang, dari total 190 penumpang. Sementara awak pesawat Pilot dan co-pilot masuk dalam daftar korban tewas.
Tim otoritas India telah berhasil menemukan kotak hitam dan perekam suara kokpit. Mereka mengirim bukti itu ke Delhi untuk dianalisis. Pasalnya masih terlalu dini untuk mengatakan apakah kecelakaan itu disebabkan oleh kesalahan teknis atau kesalahan manusia.
“Semua kecelakaan disebabkan oleh beberapa faktor penyebab dan di sini info awal menunjukkan pendaratan yang salah, karena cuaca buruk sebagai alasannya,” klarifikasi seorang pejabat senior, kepada The Times of India, Minggu (9/8/2020).
Junaid menceritakan alasan dan sulitnya ia pulang ke India.
Seperti diketahui, akibat pandemi Covid-19, hampir semua pelaku usaha di dunia terkena dampaknya. Termasuk perusahaan tempat Junaid bekerja di Dubai.
“Atasan saya menyuruh saya mengambil cuti dua atau tiga bulan dan kembali ketika semuanya baik-baik saja,” seru Junaid.
Lebih lanjut Junaid menjelaskan, proses kepulangannya ke India tidaklah mudah. Ia harus menunggu lama, setelah mendaftar program penerbangan repatrasi Pemerintah India, sejak Mei 2020. Tragisnya kecelakaan pesawat ini menyisakan kesedihan mendalam dan trauma bagi Junaid.
“Saya sangat takut. Saya tidak ingin terbang lagi,” trauma Junaid. (hma/rhd)