Malang, SERU.co.id – Pemerintah Kota Malang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) akan meningkatkan upaya mitigasi bencana banjir pada Tahun 2025. Langkah ini dilatarbelakangi oleh bencana banjir besar yang melanda Kelurahan Lesanpuro dan Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang, yang mengakibatkan ratusan rumah terendam.
Dalam rangka mengurangi dampak bencana serupa di masa depan, Pemkot Malang berencana memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah rawan bencana.
Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan menjelaskan, pelatihan dan edukasi bencana akan segera dilaksanakan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi bencana dan mengurangi risiko kerugian.
“Edukasi dan pelatihan akan menjadi prioritas kami di awal tahun 2025 untuk meningkatkan kesadaran masyarakat,” seru Iwan, saat menjelaskan kepada awak media, Senin (30/12/2024).
Dalam rencana tersebut, BPBD Kota Malang berfokus pada pemberian informasi terkait mitigasi bencana. Iwan menambahkan, BPBD juga telah mengidentifikasi titik-titik yang perlu mendapat perhatian lebih.
“Pelatihan ini akan mencakup langkah-langkah mitigasi dan penanggulangan bencana yang efektif,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Prayitno menyebut, banjir yang terjadi di Lesanpuro disebabkan oleh penumpukan sampah di Sungai Amprong. Tumpukan sampah menghalangi aliran air yang menyebabkan luapan besar.
“Kami sudah melakukan identifikasi penyebabnya dan akan segera memberikan pelatihan bagi warga untuk menghadapi bencana,” ungkap Prayitno.
Menurut Prayitno, pelatihan mitigasi bencana tidak hanya untuk warga, tetapi akan melibatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kota Malang. ASN akan terlibat dalam kerja bakti untuk membersihkan sungai dari sampah yang berpotensi menyebabkan banjir.
“Ini adalah tanggung jawab bersama, dan kami berharap, bisa menyelesaikan masalah sampah lebih cepat dengan kerja bakti rutin,” tambah Prayitno.
Selain itu, BPBD Kota Malang akan mengadakan pelatihan khusus untuk menyelamatkan dokumen penting dan melindungi diri dari bahaya lainnya saat banjir. Pelatihan akan difokuskan pada warga yang tinggal di Gang Mirej dan Perumahan Ragil, dua lokasi yang terdampak banjir.
“Kami juga akan melatih mereka dalam cara pelaporan bencana dan respons cepat dalam menghadapi situasi darurat,” jelas Prayitno.
Meningkatnya curah hujan menjadi perhatian khusus bagi BPBD Kota Malang. Berdasarkan prediksi BMKG, curah hujan diperkirakan akan meningkat 20 persen dan berlangsung hingga Mei 2025. Untuk itu, BPBD Kota Malang telah menjalin komunikasi dengan wilayah hulu sungai untuk memantau kondisi aliran air secara rutin.
“Kami akan terus mengupdate kondisi di wilayah hulu agar langkah mitigasi dapat lebih tepat,” kata Prayitno.
Ia juga mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan selama musim hujan yang diperkirakan cukup intensif. Menurutnya, penting bagi masyarakat untuk selalu siap dan waspada menghadapi potensi bencana yang bisa terjadi kapan saja. (ws12/mzm)