Gowa, SERU.co.id – Polisi berhasil mengungkap pabrik uang palsu yang beroperasi di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa. Kepala Perpustakaan UIN, Dr. Andi Ibrahim, menjadi otak di balik operasi ini dan melibatkan 17 orang. Kasus ini juga melibatkan politikus yang diduga memanfaatkan uang palsu untuk kepentingan Pemilu 2024.
Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono mengungkapkan, para pelaku memproduksi uang palsu sejak 2010, dengan jeda operasi hingga kembali aktif pada 2022.
“Mereka membeli mesin cetak dari China dan mulai produksi intensif pada Mei 2024. Bahan baku seperti kertas dan tinta juga diimpor dari China,” seru Yudhiawan.
Barang bukti yang disita berupa uang palsu bernilai triliunan rupiah. Termasuk 4.554 lembar pecahan Rp100.000 emisi 2016, mata uang asing seperti Won Korea dan Dong Vietnam, hingga sertifikat deposito BI senilai Rp45 triliun.
Investigasi mengungkap motif politik di balik pembuatan uang palsu ini. Salah satu buronan utama, ASS, merupakan politikus yang gagal mencalonkan diri sebagai Gubernur Sulawesi Selatan dalam Pilgub 2024. ASS diduga menggunakan uang palsu untuk membiayai kampanye dan menarik dukungan politik.
Kapolda Sulsel menjelaskan, ASS sempat mengajukan proposal pendanaan kepada calon kepala daerah di Kabupaten Barru, namun ditolak.
“Dana dari uang palsu ini rencananya akan digunakan untuk kampanye Pilkada, tetapi karena uang tersebut palsu, rencana mereka gagal total,” jelas Yudhiawan.
Selain ASS, Andi Ibrahim juga diduga berencana memanfaatkan uang palsu untuk ambisi politiknya. Namun, upayanya maju di Pilkada Barru 2024 kandas karena tak ada partai politik yang mendukungnya.
Kasus ini bermula dari laporan warga Kabupaten Gowa yang menerima uang palsu. Polisi kemudian melakukan penyelidikan hingga menangkap 17 tersangka dengan peran berbeda, termasuk dua pegawai bank BUMN. Para pelaku kini menghadapi tuntutan hukum berat, sementara pihak kampus telah memecat Andi Ibrahim dan stafnya secara tidak hormat.
“Ini langkah tegas kami untuk menjaga integritas institusi,” ujar Rektor UIN Makassar, Prof. Hamdan Juhannis.
Polisi masih memburu tiga buronan lain yang terlibat dalam jaringan ini, termasuk ASS.
“Dia dikenal sebagai pengusaha dan politikus yang cukup populer di Sulawesi Selatan,” tambah Kapolda Yudhiawan. (aan/mzm)