Obati Rasa Kangen, Guru Paud Ajari Anak Tetangga di Ruang Tamu

Sripit mengajar anak tetangganya yang masih Paud-TK. (cw2)

Malang, SERU.co.id – Di massa pandemi Covid-19, kegiatan belajar mengajar masih dilakukan secara daring (online). Kondisi seperti ini membuat para guru, murid dan orang tua, merasa kangen dengan suasana sekolah dan kegiatan belajar mengajar secara langsung (tatap muka).

Hal ini mendorong Sripit (52), salah satu guru Paud yang sudah 7 tahun lebih mengabdi, untuk tetap berkomitmen menerapkan tanggung jawab moralitasnya dengan memberikan pengajaran langsung. Mengingat Paud Barnes Kids, tempatnya mengajar ditutup, maka Sripit memilih mengajar anak-anak di sekitar rumahnya.

“Ya, saya kangen suasana anak-anak belajar bersama. Karena sekolah tutup, jadinya anak-anak di sekitar rumah yang bermain tidak terarah, saya ajak belajar di ruang tamu,” seru Sripit, ditemui Jl. Bareng Tenes 4A, Malang, saat mengajar siswa Paud hingga TK.

Hatinya tergerak untuk mengumpulkan anak-anak agar bisa bermain sambil belajar. Tak lupa, anak-anak juga diajarkan bagaimana melakukan protokol kesehatan, seperti mencuci tangan dan membersihkan lingkungan.

Terlebih, tidak semua jenjang pendidikan dapat dilakukan pembelajaran secara daring. Mengingat pola pengajaran interaksi sosial dan pendidikan karakter, sangat berperan penting dalam perkembangan psikologi dan psiko motorik anak didik.

“Sebagai guru sangat tergerak. Selain rindu suasana mengajar di sekolah. Di massa pandemi Covid-19 ini, setidaknya mereka yang tak bisa bersekolah langsung, masih dapat belajar dan melakukan hal positif agar perkembangannya juga tetap baik,” imbuh Sripit.

Beberapa orang tua ikut mendampingi anak-anaknya, sekaligus menimba ilmu pola pengajaran. (cw2)

Upaya ini mendapatkan respon positif beberapa orang tua murid. Selain anaknya melakukan hal positif saat pandemi, juga mendapatkan pendampingan kembali dari guru yang berpengalaman di bidangnya. “Sangat senang sekali melihat anak saya bisa bermain dan belajar dengan positif. Karena saya juga kadang susah mengajari anak saya di rumah. Ketika melihat anak saya bersemangat belajar kembali, membuat saya lega,” terang Feby, salah satu orang tua tetangga.

Rasa sukarela mengajar dan mengajak bermain anak-anak, senantiasa membuat Sripit senang. Lantaran terbayarkan rasa kangennya laiknya mengajar di sekolah secara langsung. “Sukarela saya terbayarkan dengan melihat anak-anak yang begitu antusias mengikuti pembelajaran ini. Raut bahagia nampak pada anak-anak. Karena masih bisa belajar dan bermain positif, selama mereka masih belum bisa bersekolah dengan normal,” tandas Sripit. (cw2/rhd)

Pos terkait