Mantan Wabup Jember Sesalkan Cabup Gus Fawait yang Menyebut PKI saat Orasi Publik

Mantan Wabup Jember Sesalkan Cabup Gus Fawait yang Menyebut PKI saat Orasi Publik
Wabup Jember periode 2015-2020 Kiai Abdul Muqit Arief. (ist)

Jember, SERU.co.id Mantan Wakil Bupati Jember periode 2015-2020, KH Abdul Muqit Arief menyesalkan ucapan Calon Bupati nomor urut 2 Gus Fawait yang menyebut G30S/PKI saat tengah berorasi di hadapan khalayak umum.

Menurut pria yang merupakan sosok Kiai besar di wilayah Kecamatan Silo, Jember itu, ungkapan maupun penyebutan nama organisasi terlarang dalam momen Pilkada dirasa tidak tepat. Bahkan dirinya turut merasa prihatin atas kejadian itu.

Bacaan Lainnya

Ia juga menegaskan, selama momen Pilkada di Jember, tak pernah ada calon kepala daerah yang membawa nama organisasi terlarang dalam orasi kampanye yang dilakukan.

“Saya lihat di beberapa grup dan Medsos kok ramai ya (soal isu PKI). Kalau menurut saya harusnya ada klarifikasi dari beliaunya, dengan ungkapan itu ditujukan kemana,” kata Kiai Muqit, Selasa (5/11/2024) siang.

Baca juga: LSN Laporkan Gus Fawait ke Bawaslu Jember Usai Sebut Gerakan Terlarang dalam Sebuah Orasi

Penyebutan nama organisasi terlarang itu, kata Kiai Muqit, sangat tidak tepat, apalagi masyarakat Jember secara umum telah mengenal sosok dan latar belakang dari masing-masing Paslon.

“Dari dulu di Jember apalagi saat Pilkada tidak pernah ada isu-isu PKI itu. Apalagi calonnya sudah jelas, backgroundnya, dan biografinya,” tegasnya.

Baca juga: Cabup Jember Gus Fawait Dikritik dan Diroasting Komika Stand Up Comedy

Adanya ungkapan penyebutan G30S/PKI dalam orasi kampanye dinilai akan meresahkan dan membuat gaduh situasi yang sebelumnya telah kondusif di Jember.

“Momen Pilkada harusnya menciptakan suasana kondusif, serta masyarakat bisa memiliki penilaian objektif untuk memilih calonnya. Lebih tepatnya, untuk bersaing secara sehat, serta dengan saling adu visi dan misi untuk membangun Jember,” katanya.

“Kalaupun mau membahas soal Pilkada, masyarakat Jember itu diajari bagaimana berkompetisi yang sehat. Kira-kira menurut saya adu program lah, jadi masyarakat diajari untuk Pemilu yang sehat, tidak sampai segitunya,” tutup Muqit menegaskan. (amb/mzm)

disclaimer

Pos terkait