Malang, SERU.co.id – Sebagai bentuk pengenalan, 848 siswa baru SMK PGRI 3 (Skariga) Kota Malang mengikuti Kegiatan Cinta Sekolah (KCS) Skariga secara daring selama sepekan, dimulai Senin (27/7/2020). Istilah KCS Skariga ini setara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dalam penyebutan lain, yang wajib diikuti siswa baru.
Tentunya pelaksanaan KCS Skariga secara daring tahun ajaran baru 2020/2021 ini, sangat berbeda dengan tahun sebelumnya. Memanfaatkan media sosial Youtube dan WhatsApp, berbagai materi KCS disampaikan dalam beberapa video setiap harinya.
“Youtube sebagai media untuk penyampaian semua materi KCS berupa video. Dengan kondisi akibat pandemi, kami juga membatasi penggunaan kuota lebih hemat. Setiap hari kami sajikan 1-2 video dari total 3 materi yang diberikan. Kami juga memberikan bantuan pulsa kuota Rp 50.000 bagi tiap siswa dalam KCS ini,” seru Kepala Skariga, M. Lukman Hakim, ST, MM, Senin (27/7/2020).
Sedangkan bagi siswa yang tidak memiliki/keterbatasan dalam menyediakan perangkat seperti laptop atau handphone, pihaknya telah menyediakan ruangan khusus di sekolah untuk digunakan para siswa selama KCS. “Ada yang memang tidak mampu, ada yang harus bergantian dengan orang tua atau saudaranya, dan ada yang barusan kehilangan hp. Kami berikan solusi untuk ikut mengikuti KCS di salah satu ruangan. Tentu dengan penerapan protokol kesehatan,” imbuh Lukman.
Materi KCS disampaikan secara live streaming dengan menghadirkan beberapa nara sumber, seperti Dirjen Diksi Wikan Sakarinto, Kadindik Jatim Wahid Wahyudi, Kacabdin Kota Malang dan Batu Ema Sumiarti, Kadikbud Kota Malang Zubaidah mewakili Walikota Malang, para alumni Skariga yang sudah go internasional, mitra kerja, serta narasumber lainnya.
Kedepan Skariga akan mengajukan ke Walikota Malang sebagai sekolah tangguh. Hal ini dilakukan agar para siswa nantinya bisa melakukan praktek pelajaran yang sifatnya tidak dapat dilakukan secara daring. “Kehadiran para petinggi dinas pendidikan tersebut sebagai saksi bahwa Skariga siap sebagai Sekolah Tangguh. Tinggal tinggal menunggu sertifikat dari Walikota Malang,” beber Lukman.
Asumsinya, dari 2390 siswa Skariga, akan dibagi per hari maksimal hanya 115 siswa untuk melakukan praktek di sekolah secara bergantian. Dimana dalam satu hari maksimal hanya tiga mata pelajaran yang disampaikan. “Kami siap sedia fasilitas dan sarprasnya, seperti penyemprotan disinfektan, area isolasi, dokter sekolah, APD, handsanitizer dan setiap ada tamu datang langsung kita semprot,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana KCS Skariga, Adhy Ariyanto ST, MT, menyebut telah melibatkan 28 guru sebagai Wali KCS untuk memantau pelaksanaan KCS masing-masing kelompok siswa. Dimana setiap Wali KCS bertanggung jawab atas 30-35 siswa, untuk memantau pelaksanaan KCS mulai dari absensi siswa, pemberian dan pengumpulan tugas serta kendala-kendala yang dihadapi para siswa melalui WhatsApp grup.
“Materi-materi KCS yang selama ini biasanya diberikan secara offline atau tatap muka, kita geser menjadi materi online. Agar tak menghabiskan banyak kuota internet, kita batasi maksimal 2 video materi dengan durasi paling lama 45 menit per hari. Mulai jam 7 pagi hingga 3 sore,” beber Adhy. .
Mengapresiasi KCS Skariga, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Dr. Ir. Wahid Wahyudi MT, mengatakan, langkah Skariga ini tak lepas dari guru-guru inovatif dan kreatif dalam menyiapkan bahan pembelajaran, khususnya selama masa pandemi Covid-19. “Semua guru saat ini dituntut memiliki inovasi dan kreativitas, khususnya pembuatan modul-modul pembelajaran. Baik berupa video, modul tutorial dan juga modul interaktif,” jelasnya.
Untuk mewujudkan seorang siswa SMK memiliki kompetensi yang baik, maka diwajibkan melakukan praktek riil. “Karena, diharapkan praktek-praktek bisa dilakukan secara bertahap dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan,” tuturnya. (rhd)