Karya Seni di Kain Primisima, Upaya Rohmatus Sifah Lestarikan Rusa Bawean yang Terancam Punah

Karya Seni di Kain Primisima, Upaya Rohmatus Sifah Lestarikan Rusa Bawean yang Terancam Punah
Rohmatus Sifah saat memamerkan hasil skripsinya dalam bentuk karya kain primisima di MCC. (foto: afi)

Malang, SERU.co.id – Rohmatus Sifah berhasil menarik perhatian dengan penelitian skripsinya. Mahasiswa jurusan Seni dan Desain Prodi Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Malang (UM) ini memamerkan karya seninya tentang ‘Rusa Bawean’ dalam kain Primisima. Melalui inovasi ini, ia berharap masyarakat Indonesia semakin mengenal dan sadar pentingnya melestarikan Rusa Bawean.

Mahasiswa asal Gresik ini mengatakan, Rusa Bawean bukan sekadar hewan langka. Namun sudah menjadi simbol penting dari kekayaan hayati Indonesia yang perlu dikenal dan dilindungi.

Bacaan Lainnya

“Kebetulan saya orang Gresik dan Pulau Bawean ada di Gresik. Banyak orang yang belum mengetahuinya kalau pulau Bawean ada di Gresik. Apalagi tahu Rusa Bawean,” seru Sifah, mahasiswa angkatan 2020 ini saat dijumpai di Malang Creative Center (MCC), Kamis (15/8/2024).

Untuk itu, ia dan salah satu rekannya memamerkan karyanya yang diberi tajuk Simfoni Rupa di ruang Workshop Seni gedung MCC. Dikatakannya, Rusa Bawean (Axis kuhlii) menjadi salah satu satwa yang tergolong dalam kategori “Kritis” oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Populasinya sangat rentan terhadap kepunahan.

“Apalagi Rusa Bawean itu masih lebih banyak diburu dari pada jenis rusa lainnya. Menyadari itu, saya merasa terdorong untuk mengambil langkah nyata melalui karya akademik. Harapannya bisa menyebarkan kesadaran tentang pentingnya konservasi Rusa Bawean,” ujarnya.

Tidak berhenti di sana, Sifah juga memiliki ide cemerlang untuk memperluas jangkauan kampanyenya. Dia memilih kain Primisima, sebuah kain berkualitas tinggi yang dikenal di kalangan pecinta kain tradisional. Kain itu dijadikan media untuk mengenalkan Rusa Bawean kepada masyarakat Indonesia.

Baca juga: Universitas Ma Chung Gelar Seminar Nasional Sustainability dalam Smart Green Technology Bersama Bos Sido Muncul

“Melalui motif-motif yang terinspirasi dari Rusa Bawean, saya menciptakan sebuah koleksi kain. Tidak hanya indah secara estetika, tetapi juga mengandung pesan konservasi yang kuat. Untuk membuat Rusa Bawean di enam buah kain Primisima, masing-masing berukuran 2 meter hingga 2,5 meter, saya habis lebih dari Rp1 juta,” tutur perempuan asli Panceng, Gresik tersebut.

Sifah berharap, melalui skripsi dan kain Primisima ini, masyarakat Indonesia semakin sadar akan pentingnya melestarikan Rusa Bawean. Dengan kesadaran lebih luas, upaya konservasi dapat berjalan lebih efektif, dan Rusa Bawean dapat terhindar dari ancaman kepunahan. (afi/ono)

Pos terkait