Chaowalit Thongduang Buron Nomor 1 Thailand Ditangkap di Bali

Chaowalit Thongduang saat diamankan pihak kepolisian di salah satu apartemen di Bali. (ist) - Chaowalit Thongduang Buron Nomor 1 Thailand Ditangkap di Bali
Chaowalit Thongduang saat diamankan pihak kepolisian di salah satu apartemen di Bali. (ist)

Jakarta, SERU.co.id – Polri berhasil menangkap buron nomor 1 (satu) Thailand, Chaowalit Thongduang atau Sia Paeng Nanod di apartemen Badung Bali. Chaowalit Thongduang buron usai menembak polisi Thailand dan anggota kehakiman. Di Indonesia, ia menyamar dengan nama Sulaiman dan ber-KTP Aceh selama tujuh bulan.

Kabareskrim Polri, Komjen Wahyu Widada mengatakan, Chaowalit ditangkap atas dasar red notice control dari Royal Thai Police pada tanggal 16 Februari 2024.

Bacaan Lainnya

“Penangkapan Chaowalit merupakan pengarahan dari Menteri Kehakiman Tawee Sodsong di gedung pemerintah Thailand. Akhirnya setelah melarikan diri selama tujuh bulan berhasil ditangkap pada Senin (3/6/2024),” seru Wahyu.

Lebih lanjut, Wahyu menyebut, Chaowalit dibantu perempuan WNI berinisial FS untuk memalsukan identitas tersebut. FS membantu Chaowalit membuat identitas palsu, berupa KTP, Kartu Keluarga dan akta kelahiran. Saat ini, FS juga sudah diamankan.

Sementara itu, Kepala Divisi Hubinter Polri, Irjen Krishna Murti mengungkapkan, Chaowalit berkaitan dengan jaringan narkoba internasional Myanmar hingga Australia.

“Kami sudah berkoordinasi bersama Royal Thai Police, diketahui Chaowalit merupakan bandar narkoba. Dia salah satu bandar atau bos-nya mafia. Ia dibantu kaki tangannya melarikan diri dari penjara hingga mendiami Indonesia selama beberapa bulan,” beber Krishna Murti.

Dirtipid Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Mukti Juharsa menegaskan, Chaowalit belum sempat melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Chaowalit hanya ganti pasangan untuk mengelabuhi orang-orang.

“Karena dia tidak bisa bahasa Indonesia, makanya pakai perempuan Indonesia. Saat di Indonesia, dia menggunakan nama samaran Sulaiman. KTP-nya dibuat di Aceh, dimana nama tersebut familiar di sana,” terangnya.

Sebelum ke Indonesia, Chaowalit sempat singgah di India. Namun akhirnya memilih Indonesia, karena lebih mirip dan mudah menyesuaikan diri dengan orang Indonesia. (aan/rhd)

Pos terkait