Dibalik Kisah Orasi Ilmiah Guru Besar Anumerta UMM Prof Maftuchah Gunakan AI

Orasi ilmiah almarhumah Prof Maftuchah menggunakan AI. (afi) - Dibalik Kisah Orasi Ilmiah Guru Besar Anumerta UMM Prof Maftuchah Gunakan AI
Orasi ilmiah almarhumah Prof Maftuchah menggunakan AI. (afi)

Malang, SERU.co.id – Suasana unik bercampur haru menghiasi pengukuhan dua guru besar Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (9/3/2024). Dibalik kisah ruangan didekorasi ala cowboy dengan para audiens menggunakan topi cowboy, namun tetap tak mampu menyembunyikan suasana haru. Tatkala menyaksikan orasi ilmiah almarhumah Prof Dr Ir Maftuchah MP menggunakan Artificial Intelligence (AI).

Kedua guru besar itu merupakan pasangan suami istri (pasutri) di fakultas yang sama dan sudah menikah sejak 1994. Suami almarhumah, Prof Dr Ir Aris Winaya MM MSi IPU ASEAN Eng mengatakan, semuanya sudah dipersiapkan dengan matang. Namun takdir Allah berkata lain, pada 13 Februari 2024 lalu, sang istri mengembuskan napas terakhirnya.

Bacaan Lainnya

“Pidato untuk orasi ilmiah sudah selesai dibuat. Tinggal menunggu hari H tapi komplikasi penyakitnya dan Allah berkehendak lain. Semoga almarhumah ditempatkan di surga dan ilmu yang diajarkan menjadi amal jariah,” seru Prof. Aris, ditemui usai pengukuhan.

Baca juga: Pratu Anumerta Tegar Korban Heli Jatuh di Papua Asal Bondowoso Dimakamkan Secara Militer

Orasi ilmiah Prof Dr Ir Maftuchah MP dilakukan dengan memanfaatkan Artificial Intelligence (AI). Suaranya dinilai mirip saat membawakan orasi ilmiah berjudul ‘Pengembangan Teknologi Budidaya Tanaman Jarak Pagar untuk Mendukung Ketersediaan Bahan Bakar Biodiesel’. Para audiens berulang kali menyeka area mata saat menyimaknya.

“Saat ini, sumber bahan bakar ramah lingkungan harus dikembangkan secara sungguh-sungguh dan terencana. Karena di masa mendatang kemampuan lingkungan akan menurun secara kualitas. Oleh karenanya, potensi sumber bahan lokal potensial sebagai bahan bakar hijau harus ditingkatkan,” ujar Prof. Maftuchah, dalam pidatonya.

Prof Aris Winaya bersama putra tunggal membawakan foto almarhumah Prof Maftuchah saat dikukuhkan. (afi)

UMM secara khusus mengukuhkan Prof Dr Ir Maftuchah MP sebagai guru besar dengan status anumerta. Pengukuhan anumerta tersebut pertama kali dilakukan oleh UMM sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan kepada dosen, khususnya Prof Maftuchah.

Saat sesi foto berlangsung, terlihat foto Prof Maftuchah dibawa oleh putra semata wayangnya. Diketahui, putranya lahir setelah sembilan tahun berumah tangga. Ditayangkan pula berbagai foto kenangan saat bersama keluarga dan orang terdekat.

Baca juga: UB Launching AI Center, Kolaborasi Riset Multidisiplin dalam Meningkatkan Kualitas Penelitian

“Penanaman jarak pagar sebaiknya difokuskan pada daerah marginal untuk menghindari persaingan dengan tanaman pangan yang dapat mengurangi nilai ekonomisnya. Harapannya dapat digunakan sebagai model karena potensinya belum dikembangkan secara maksimal. Padahal secara potensi cukup besar mengingat lahan yang dapat ditanam sangat luas terutama tanah-tanah marginal,” tutup Prof. Maftuchah. (afi/rhd)

Pos terkait