Jelang Pemilu 2024, Pj Wali Kota Malang Tekankan Netralitas ASN

Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat bersama OPD dan ASN. (ist) - Jelang Pemilu 2024, Pj Wali Kota Malang Tekankan Netralitas ASN
Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat bersama OPD dan ASN. (ist)

Malang, SERU.co.id – Pj Wali Kota Malang, Dr Ir Wahyu Hidayat, MM, menggelar rapat koordinasi (Rakor) camat dan lurah se-Kecamatan Lowokwaru. Rakor ini berfokus pada peran camat dan lurah dalam menjaga netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) pada kontestasi politik tahun 2024 di Kantor Kecamatan Lowokwaru, Jumat (24/11/2023).

“ASN yang ada di wilayah memang memiliki peran karena lebih dekat dengan masyarakat, dan ke depan teman-teman yang ada di kelurahan akan lebih banyak lagi berhadapan langsung dengan masyarakat, apalagi menjelang tahun 2024 ada tiga perhelatan yang akan dilaksanakan,” seru Wahyu

Bacaan Lainnya

Wahyu mengungkapkan, jika kondusifitas dan keamanan daerah merupakan hal utama yang harus dijaga menjelang pelaksanaan Pemilu 2024.

Baca juga: Lantik 27 Pejabat, Bupati Bojonegoro Tekankan Netralitas PNS Jelang Tahun Politik

“Terkait perhelatan besar di tahun 2024 ini, untuk ASN yang ada di Kelurahan tanggung jawabnya tidak mudah, tentu harus bisa diperhatikan mengingat sebagai kepanjangan tangan dari kita (pemerintah), agar di wilayahnya masing-masing bisa kondusif,” ungkapnya.

Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat pada acara Rakor. (ist)

Wahyu menekankan, ASN yang ada di wilayah harus bisa menghadirkan kenyamanan, menjaga ketentraman dan ketertiban di wilayah masing-masing.

“Untuk ASN yang ada di kelurahan, saya berharap banyak segala macam hal-hal yang memang patut kita curigai, kita akan koordinasikan dengan pak lurah dan pak cumat agar kita gali permasalahanya, karena bisa jadi pemicunya berasal dari daerah paling bawah,” bebernya.

Baca juga: Pj Bupati Minta ASN Jaga Netralitas di Pilkada Sidoarjo

Dengan banyaknya media komunikasi, dirinya juga meminta ASN yang ada di wilayah untuk berhati-hati agar tidak terbawa dengan hal-hal yang bisa menyebabkan perpecahan.

“Komentar-komentar di media sosial dikurangi pada saat kampanye, me-like postingan pun juga salah, untuk itu terkait dengan media sosial kalau bisa ditahan dan terus hati-hati, agar kondusifitas tetap terjaga,” tandasnya. (ws8/mzm)

Pos terkait