Wali Kota Tinjau Progres WTP, Jasa Tirta I Siap Ujicoba Akhir September

Jajaran Pemkot Malang dan Perum Jasa Tirta I usai tinjau progres WTP IPA Sungai Bango. (rhd) - Wali Kota Tinjau Progres WTP, Jasa Tirta I Siap Ujicoba Akhir September
Jajaran Pemkot Malang dan Perum Jasa Tirta I usai tinjau progres WTP IPA Sungai Bango. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Wali Kota Malang meninjau progres Instalasi Pengelolaan Air (IPA) dengan metode Water Treatment Plant (WTP) air baku permukaan dari Sungai Bango. Peninjauan tersebut untuk melihat sejauh mana progres WTP tahap ujicoba 100 lps (liter per second) terpenuhi hingga akhir September 2023.

Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan, dengan metode water treatment plant (WTP) menjadi penguatan penyediaan air baku di Perumda Tugu Tirta (PDAM) Kota Malang. Peninjauan ini untuk melihat progres pengerjaan 200 lps yang ditargetkan selesai pada akhir tahun 2023. Sehingga kedepannya, pada tahun 2027 sebanyak 500 Ips akan terpenuhi.

Bacaan Lainnya

“Kemarin ada paparan dari PJT I terkait progres pengerjaan 200 lps yang diharapkan terselesaikan pada akhir tahun 2023 ini. Nah, kami ingin melihat progresnya sejauh mana sebelum sampai uji coba akhir September nanti. Target selanjutnya pada 2027 itu dapat terpenuhi 500 lps,” seru Sutiaji, disela meninjau progres WTP, Kamis (7/9/2023).

Tim konstruksi Jasa Tirta I menunjukkan blue desain dan progres WTP IPA Sungai Bango. (rhd)

Dalam kesempatan itu, Sutiaji juga meminta pada PJT I untuk memastikan dulu kelayakan air baku permukaan dari SPAM Bango. Sekaligus menilai sudah layak atau tidak melalui uji coba, sebelum dialirkan ke pipa Perumda Tugu Tirta Kota Malang.

Sutiaji menilai, pekerjaan SPAM Bango yang dibangun oleh PJT I sudah on the track (sesuai target). Dalam waktu dekat, PJT I akan melakukan ujicoba produksi air 100 lps pada 21 September 2023, sehingga target 200 Ips bisa terlaksana akhir 2023. Selanjutnya terkoneksi oleh Perumda Tugu Tirta sebagai tambahan pelayanan kebutuhan air bersih kepada pelanggan PDAM.

“Setelah semuanya ini selesai dan beres penyediaan air baku (ditingkatkan) 500 lps. Kami juga berharap kepada PJT I bisa membantu memenuhi kebutuhan air baku di Kota Malang sebesar 1.500 lps. Karena kapasitas tersebut akan aman dalam melayani pelanggan sepanjang 25 tahun ke depan,” harapnya.

Wali Kota Malang dan jajarannya usai meninjau lokasi air baku permukaan Sungai Bango. (rhd)

Sementara itu, Direktur Operasional PJT I, Milfan Rantawi menjelaskan, ujicoba kelayakan produksi air bersih baku dari Sungai Bango dijadwalkan  21 September 2023. Meleset dari jadwal sebelumnya pada Agustus 2023, meski nantinya Desember 2023 baru disempurnakan sebesar 200 lps.

Terkait progres pembangunan, Milfan menuturkan, sampai detik ini pekerjaan terus on progres. Pengerjaan bisa dikatakan terlambat, ketika nilai keterlambatan di atas angka 5 persen. Namun, saat ini keterlambatan masih di bawah ambang batas 5 persen, persisnya pada angka 4 persen dari rencana.

“Terkadang, keterlambatan disebabkan dan dipengaruh oleh hal teknis, seperti pengangkutan barang atau material on side. Pekerjaan pembangunan (SPAM Bango) saat ini sudah on the track dan tidak molor. Keterlambatan masih di bawah ambang batas 5 persen dan itu sifatnya masih batas kewajaran,” ungkapnya, mewakili Direktur Utama Perum Jasa Tirta I, Fahmi Hidayat.

Gambar udara progres WTP IPA Sungai Bango. (ist)

Disebutkannya, pihaknya juga sudah mengantisipasi dengan memperhitungkan dampak kendala cuaca. Sehingga Tim PJT optimis dapat melakukan uji coba sebanyak 100 Ips di bulan September. Pada bulan Desember semuanya harus terkoneksi dengan PDAM.

“Kami sudah antisipasi dan semoga tidak ada kendala. Jadi bulan lalu kami sudah memperhitungkan (dampak) kendala cuaca dan sebagainya. Mudah-mudahan semua lancar dan tidak ada kendala,” terang Milfan.

Dijelaskannya, progres saat ini masih 20-25 persen. Namun dipastikan saat uji coba sudah mencapai 40 persen, dari target 200 lps hingga akhir tahun 2023. Pasalnya, proses awal menang menguras waktu dan tenaga, namun proses selanjutnya plug-in rekontruksi pipa-pipa.

“Ibaratnya bangun rumah, bikin pondasi itu lama, harus benar-benar kokoh sebagai dasar. Selanjutnya bangun tembok dan lainnya itu cepat. Seperti rekontruksi WTP ini juga begitu, saat ini 20-25 persen, akhir September 40 persen,” tandasnya. (ws8/rhd)

Pos terkait