Malang, SERU.co.id – Event Malang Flower Carnival (MFC) kembali hadir digelar di kawasan Kayutangan Heritage, Minggu (30/7/2023) malam. Mengusung tema ”The Magnificent of Arok Dedes”, MFC kali ini mengangkat pesona sejarah Ken Arok dan Ken Dedes dalam parade kostum bernuansa flora.
Ketua Pelaksana MCF, Agus Sunandar mengatakan, tema tersebut dipilih untuk mengangkat nilai sejarah dari Malang Raya dan Jawa Timur. Berbeda dengan tahun lalu, selain digelar di kawasan Kayutangan, juga dihelat malam hari dengan tata lampu, videotron 4×8 meter dengan dekorasi penuh bunga dan penataan luar biasa.
“Panggung utamanya dibuat sebesar 6×20 meter, dan catwalknya kurang lebih 500 meter sepanjang Kayutangan. Membujur dari sebelah selatan menuju ke utara, dari panggung utama di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) hampir ke perempatan Lafayette,” seru Founder MFC ini.
Ditargetkan penonton sekitar 30-50 ribu, baik dari penonton lokal, nasional maupun internasional. Pasalnya, MFC telah masuk 3 kali dalam Calendar of Event (COE) Kemenpar RI. Dan pada 2021 masuk 10 besar Kharisma Event Nusantara.
Agus mengatakan, ada 93 peserta yang mengikuti parade kostum bunga dari wilayah Malang Raya dan luar Jawa Timur. Harapannya, peserta dapat mengeksplorasi sejarah dan mengenalkan cerita masa lampau yang dibalut dengan kreasi fashion kreatif. Seperti Candi Kidal, Candi Singosari, dan sejarah lain terkait Jawa pada masa lampau.
“Kami tetap memperbolehkan peserta untuk berkreativitas dan seluruh karya akan dinilai oleh para dewan juri. Kostumnya harus ada unsur hias bunga, glamour, berdimensi besar dan tetap ergonomis ketika dipakai. Harapannya memang meningkatkan daya tarik wisata Kota Malang lebih baik,” terang Agus.
Saat memberikan sambutannya pada seremonial pembukaan, Sam Suga sapaannya juga berharap, MFC bisa berdampak kepada ekonomi, industri kreatif dan Pariwisata Kota Malang. Serta menguatkan Kota Malang sebagai kota kreatif dunia.
“Enjoy the show,” ucapnya, disambut tepuk tangan.
Sementara itu, Kepala Disporapar Kota Malang Baihaqi SPd SE MSi menerangkan, MFC tahun 2023 sengaja digelar dalam rangka mengembalikan pamor dari Malang Flower Carnival yang sudah pernah masuk di Kharisma Event Nusantara. Pihaknya berkolaborasi dengan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Malang yang juga menyelenggarakan Gebyar Sadar Pajak. Alasan dilaksanakan MFC di Kayutangan lantaran kawasan ini sedang menjadi destinasi unggulan Kota Malang.
“Kita terus membranding Kota Malang di kawasan ini, karena Kayutangan unggul di tematik peninggalan zaman kuno,” ungkapnya.
Secara terpisah melalui videotron, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf RI), Sandiaga Salahuddin Uno turut mengucapkan selamat dan sukses atas pelaksanaan MFC. Sandiaga berharap, semoga pelaksanaan MFC ini dapat menjadi pendorong industri Parekraf, serta mampu memperkuat posisi Kota Malang sebagai Kota Kreatif Indonesia.
Sebelum memukul snaredrum bersama Ketua Tim Penggerak PKK Kota Malang tanda dimulainya parade MFC, Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji memberikan sambutan singkatnya. Ia mengatakan, acara yang diselenggarakan di Kayutangan Heritage tersebut adalah awal pergerakan yang baik. Selanjutnya ia meminta agar kegiatan tersebut kontinyu diselenggarakan pada malam hari.
“Mudah-mudahan ini akan menjadi komitmen kita semua, terima kasih pada semuanya,” tegas Sutiaji.
Orang nomor satu di Pemerintah Kota (Pemkot) Malang itu mengaku, dirinya sengaja memindahkan MFC ke area Kayutangan dan pelaksanaan MFC juga dilakukan pada malam hari. Dengan harapan untuk mengoptimalkan di wilayah Kayutangan. Bukan tidak mungkin penyelenggaraan MFC tahun berikutnya akan dilaksanakan di tempat yang berbeda lagi.
“Kami ingin mengangkat beberapa destinasi yang ada di seputar wilayah Kota Malang. Dimana sekiranya membawa efek domino bagi perekonomian Kota Malang,” tegasnya.
Terkait penyelenggaraan MFC yang ke-13 kalinya ini, Sutiaji berharap, tahun depan lebih sukses lagi dan lebih meriah. Sutiaji berharap, 2024 mendatang dilaksanakan secara kolaboratif. MFC juga bisa melibatkan SKPD yang lain untuk turut berpartisipasi.
“Kami inginnya tahun depan ini runwaynya dipenuhi dengan balkon sampai ujung,” ucapnya.
Sebagai tambahan informasi, kategori lomba dibagi menjadi kategori A, yakni kostum karnaval umur 12-30 tahun. Selanjutnya kategori B, yakni kostum karakter/cosplay umur 12-30 tahun. Peserta berkesempatan memperebutkan uang tunai senilai Rp40 juta, serta trofi dan sertifikat. (adv/dik/rhd)