Diduga Kelebihan Beban Listrik, 5 Bedak di Pasar Relokasi Batu Ludes Terbakar

Kondisi bedak yang terbakar, diberi police line. (ist) - Diduga Kelebihan Beban Listrik, 5 Bedak di Pasar Relokasi Batu Ludes Terbakar
Kondisi bedak yang terbakar, diberi police line. (ist)

Batu, SERU.co.id – Kebakaran di Pasar relokasi Batu, Jalan Sultan Agung, kembali terjadi Kamis (15/6/2023) pagi. Kali ini menimpa sejumlah stand yang berjualan pakan ternak, ikan hias dan kurungan.

Kabid Pemadaman, Penyelamatan dan Sarpras Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Batu, Santoso Wardoyo menceritakan awal mula diketahuinya peristiwa kebakaran. DPKP menerima laporan terjadinya kebakaran dari salah satu siswa SMPN 1 Batu, Satrio Sampurno pada pagi hari pkl 07.30 WIB menelepon ayahnya yang merupakan petugas Damkar dan laporan tersebut langsung ditindaklanjuti dengan pemadaman dan pendinginan. Damkar Batu menerjunkan sejumlah armada dan personel dari beberapa regu yang sedang siaga piket.

Bacaan Lainnya

“Setelah informasinya sudah valid langsung kami berangkatkan. Setelah itu baru masuk telepon warga lain yang diterima Posko,” serunya.

Santoso, sapaannya menyebutkan, untuk menjinakkan “si jago merah”, pihaknya mengerahkan 3 (tiga) unit mobil pompa dan 1 (satu) mobil komando. Sementara jumlah personel yang diturunkan sebanyak 20 orang. Beruntung, petugas pemadam kebakaran tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk bisa memadamkan api yang berkobar.

Baca juga: Sengaja Dibakar, Tiga Bangunan di Bululawang Ludes

“Proses pemadaman kurang lebih hanya 10 menit. Alhamdulillah cepat langsung kita tangani dan tidak sampai menyebar ke bedak-bedak yang lain,” ungkapnya.

Saat ditanya berapa tempat dagangan yang terdampak, Santoso menyebutkan total ada 5 (lima) kios. Namun dari kelima kios itu ada tiga jenis dagangan yang dijual. Yaitu kios kurungan, kios pakan ternak dan peliharaan, serta kios ikan hias.

“Semuanya ludes terbakar dan karena kondisi kios masih belum buka artinya terkungkung di dalam bangunan galvanis itu. Saat kita coba buka apinya sudah besar di dalam,” imbuhnya.

Ditanya dugaan penyebab kebakaran, Santoso menerangkan, dugaan sementara dari hasil investigasi penyebabnya adalah karena kelebihan beban listrik atau “overload” kelistrikan. Dari satu cabang sumber listrik, oleh pemilik kios dibagi ke beberapa kios. Setelah itu masing-masing kios membuat instalasi sendiri.

“Karena kelebihan beban akhirnya panas akhirnya meleleh dan terbakar. Karena kondisi tidak ada orang jadi membesar apinya,” imbuhnya lagi.

Atas kejadian itu, estimasi kerugian yang ditaksir sekitar Rp300 juta. Sedangkan korban jiwa yang ditimbulkan nihil. Pihaknya berharap agar tidak terjadi lagi kasus yang sama, instalasi listrik harus benar-benar diperhatikan agar tidak menjadi pemicu kebakaran. (dik/mzm)

Pos terkait