“Sangat tidak sesuai, bahkan lokasi gempa di RT 2 tidak masuk (pendataan). Poskonya ada di RT 2, pejabat yang hadir (meninjau lokasi gempa) ada di sana,” tuturnya.
Dirinya menjelaskan, jika yang mendapatkan bantuan hanya 29 rumah saja, hal tersebut akan memicu kecemburuan. Mengingat kerusakan yang di sebabkan gempa tersebut tidak hanya dialami yang sudah terdata saja.
“Itu sudah positif ada sosialisasi, ada teknis pencairan kalau terjadi seperti itu. Masyarakat panas, sama-sama rumahnya rusak, sama ambruk kok yang dibantu dikit,” terangnya.
Dirinya dan para korban lainnya menuntut agar pencairan untuk 29 rumah pencairannya dapat ditangguhkan terlebih dahulu, sebelum ada ketegasan terkait perbaikan data.
“Saya mohon yang 29 pencairannya di tangguhkan dulu. Sebelum ada ketegasan. Atau pembenaran data itu,” tuturnya. (wul/mzm)