Menggunakan sejumlah metode yang adaptif, seperti pembelajaran menggunakan gambar dan aktivitas. Jarik Ma’Siti dalam tiga tahun implementasinya telah menyentuh ratusan siswa istimewa di SMPN 10 Kota Malang. Replikasi pun saat ini tengah dikembangkan pada sejumlah sekolah lain.
“Jarik Ma’Siti, alhamdulillah sangat baik progresnya. Maka kami pun saat ini dalam proses menyiapkan perwal pendidikan inklusi yang core-nya banyak diambil dari pembelajaran di SMPN 10,” terang Suwarjana, Kadisdikbud Kota Malang, yang berkomitmen untuk memperkuat regulasi replikasinya.
Terpisah, Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji sangat mengapresiasi capaian ini. Dan meminta Jarik Ma’siti terus dikembangkan serta dievaluasi.
“Ini adalah bagian ikhtiar Kota Malang mewujudkan pendidikan yang makin setara untuk anak-anak kita. Memenuhi amanah konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Terima kasih dan jangan berhenti berkarya,” pesan Sutiaji. (rhd)
Baca juga:
- 42 Warga Jember Penyandang Disabilitas Terdaftar Penerima Kaki dan Tangan Palsu
- Indonesia Sukses Libas China Taipei 6-0 di Surabaya
- Danlanud Abd Saleh Ajak Prajurit Meneladani Akhlak Rasulullah dalam Menjalankan Tugas
- Perwosi Batu Salurkan Bakat Olahraga Siswi SMP/Mts Lewat Turnamen Voli
- Deflasi Kota Malang pada Agustus 2025 -0,07 Persen, Inflasi Tahunan Terkendali 2,13 Persen