Keranda dan Keluarga Tragedi Kanjuruhan Turun ke Jalan Berharap Keadilan

Deretan keranda dan foto korban jiwa Tragedi Kanjuruhan, sebagai simbol korban menuntut keadilan. (ist) - Keranda dan Keluarga Tragedi Kanjuruhan Turun ke Jalan Berharap Keadilan
Deretan keranda dan foto korban jiwa Tragedi Kanjuruhan, sebagai simbol korban menuntut keadilan. (ist)

Malang, SERU.co.id – Simbol ratusan keranda dan foto korban jiwa Tragedi Kanjuruhan nampak mewarnai aksi Aremania di stadion Gajayana Kota Malang. Pun keluarga korban Tragedi Kanjuruhan ikut turun ke jalan, lantaran berharap keadilan. Mereka menyuarakan aspirasi dan menuntut keadilan dalam aksi damai Aremania, di Alun-Alun Tugu Malang, Kamis (10/11/2022).

Salah satunya, Kholifatul Nur (40), orang tua salah satu korban jiwa Tragedi Kanjuruhan, Jovan Farellino Yuseifa Pratama Putra (15). Kholifatul mengaku, dirinya datang mengikuti aksi tersebut untuk menyuarakan aspirasinya, agar para pelaku dan dalang dibalik Tragedi Kanjuruhan diadili secepatnya.

Bacaan Lainnya

“Saya minta keadilan, dan pelakunya agar segera ditangkap dan bertanggung jawab. Jangan menghindar (dari hukum),” seru Kholifatul.

Warga Kecamatan Bululawang itu harus kehilangan putra semata wayangnya dalam Tragedi Kanjuruhan tersebut. Dirinya pun masih tak menyangka, sembari meneteskan air mata di depan awak media, bagaimana hal itu bisa menimpa dirinya.

“Yang membuat saya sakit hati itu, kenapa yang ditembak itu kok yang di tribun, bukan yang di lapangan. Anak saya saat itu di tribun tapi ikut ditembak, apa salahnya? Kami sebagai orang tua, anak saya satu-satunya, ikut meninggal, sakit rasanya,” masygulnya.

Salah satu orang tua korban jiwa Tragedi Kanjuruhan, menjawab pertanyaan awak media di sela-sela aksi damai Aremania. (bim)

Menurutnya, saat ini penetapan keenam tersangka atas kejadian itu masih belum cukup baginya. Dirinya berharap, agar hukum segera ditegakkan dengan mengadili seluruh oknum dari elemen yang terlibat harus bertanggung jawab.

“Karena ini nyawa orang banyak, sehingga diharapkan semua pelaku segera ditetapkan sebagai tersangka. Penanganannya menurut saya masih lambat banget. Tersangka masih sangat kurang,” pungkasnya. (bim/rhd)


Baca juga:

Pos terkait