Haedar Nashir: Ekonomi Kebangsaan Tak Lepas dari Sejarah Berdirinya Pancasila

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir MSi. (rhd) - Haedar Nashir: Ekonomi Kebangsaan Tak Lepas dari Sejarah Berdirinya Pancasila
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir MSi. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Ekonomi kebangsaan Indonesia tak lepas dari sejarah perjalanan perjuangan bangsa Indonesia, sejak jaman perjuangan, baik sebelum dan sesudah merdeka pada tahun 1945. Perjalanan tersebut juga tak lepas dari berbagai pemikiran para tokoh-tokoh gerakan perjuangan saat itu.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir MSi mengatakan, ketika perumusan UUD 1945 terekam jelas jejak sejarah dan pola pikir para tokoh bangsa tersebut. Ada pondasi yang diletakkan terkait dasar berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila. Dimana saat itu, seluruh peserta BPUPK berpidato, selain Presiden Sukarno, salah satunya Ketua PP Muhammadiyah saat itu, Ki Bagus Hadi Kusumo.

Bacaan Lainnya

“Ki Bagus kala itu duduk di kursi depan nomer tujuh, menjadi tokoh penting terkait kompromi Piagam Jakarta. Sehingga lahirlah rumusan sila pertama Pancasila. Kemudian diikuti oleh para tokoh lainnya, hingga lengkaplah lima sila yang disebut Pancasila,” seru Prof Haedar Nashir, dalam Orasi Ekonomi Kebangsaan yang diselenggarakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB), Selasa (18/10/2022).

Karakter bagaimana menyatukan berbagai perbedaan pemikiran yang dibingkai dalam Pancasila tersebut, menjadikan dasar atas segala keputusan yang dibuat seorang pemimpin di lembaga manapun. Pun ketika dalam pola perekonomian yang berjalan di Indonesia.

“Karakter itu tetap penting, karena setiap bangsa punya karakternya sendiri. Jepang misalkan ketika bangkit dari perang dunia kedua, dia meningkatkan modernitas dengan tetap bernafaskan tradisi bahkan agama di sana,” beber Prof Haedar, saat orasi “Kebangkitan Ekonomi Bangsa: Visi Ekonomi Keumatan dalam Mewujudkan Kemandirian dan Keadilan Ekonomi” dalam rangka Dies Natalis ke-61 FEB UB.

Disebutkannya, dasar Pancasila dan sejarah bangsa Indonesia tak lepas dari agama dan umat beragama. Maka diharapkan negara dan seluruh elemennya itu harus mampu mengelola aspirasi umat beragama dengan baik. Dan InsyaAllah, agama akan menjadi kekuatan untuk membangun.

“Sekaligus himbau kepada seluruh umat beragama agar dapat beragama dengan moderat, beragama dengan toleran dan beragama yang membawa kemajuan. Hindari keberagamaan yang ekstrim dan merasa paling ekslusif,” tutur pria yang biasa disebut Ayah, lantaran sebagai panutan yang mengayomi.

Prof Dr Haedar Nashir MSi, menyampaikan orasi Ekonomi Kebangsaan. (rhd)

Pos terkait