Pembelaan Polri Terkait Gas Air Mata, Pakar UB: Defensif Tak Berempati

Polisi menembakan gas air mata saat Tragedi Kanjuruhan. (ist) - Pembelaan Polri Terkait Gas Air Mata, Pakar UB: Defensif Tak Berempati
Polisi menembakan gas air mata saat Tragedi Kanjuruhan. (ist)

Malang, SERU.co.id – Pakar Manajemen Isu dan Krisis, Universitas Brawijaya (UB) Malang, Maulina Pia Wulandari, PhD menyampaikan pendapatnya. Terkait pernyataan Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri, Inspektur Jenderal Polisi Dedi Prasetyo soal gas air mata, merupakan pernyataan defensif dan tidak berempati.

Dalam pernyataan tersebut, Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, gas air mata yang ditembakkan oleh anggota Brimob saat Tragedi Kanjuruhan, tidak mematikan. Setidaknya terdapat tiga tingkatan jenis gas air mata, namun dikatakan olehnya, meskipun di tingkat tertinggi pun, gas air mata tersebut tidaklah mematikan.

Bacaan Lainnya

“Dalam penjelasannya, Kadiv Humas Polri itu menyampaikan, gas air mata hanya menyebabkan iritasi pada mata, kulit dan paru. Sehingga tidak menyebabkan kematian,” seru Pia, sapaan Pakar Manajamen Isu dan Krisis tersebut, Rabu (12/10/2022).

Namun pada kenyataannya, berbagai korban di tragedi tersebut hingga saat ini masih mengalami kondisi memprihatinkan. Hal ini juga merujuk pada hasil temuan Tim Gabungan Indepen Pencari Fakta (TGIPF) beberapa waktu lalu. Dimana kondisi korban masih mengalami luka pendarahan di bagian mata, diduga akibat zat kimia yang terkandung di gas air mata tersebut.

Meskipun secara kebenarannya masih belum dapat dipastikan, terkait pernyataan Kadiv Humas Polri tersebut. Tentu pernyataan yang dilontarkan kepada publik saat ini mengenai gas air mata, sangat melukai perasaan publik. Khususnya korban maupun keluarga korban itu sendiri.

“Pertanyaanya adalah apakah pernyataan itu sudah memperhatikan suasana psikologis publik, terutama para korban dan keluarga saat ini yang sedang berduka dan mencari keadilan,” imbuh Pia.

Seharusnya, dalam hal menyampaikan informasi kepada publik harus berhati-hati dan memilih strategi komunikasi yang tepat. Dalam bidang keilmuan manajemen isu dan krisis, setidaknya ada dua hal penting dalam memilih startegi komunikasi krisis, yaitu empati dan keakuratan informasi.

disclaimer

Pos terkait