Namun hal tersebut memicu suporter yang lain untuk turun. Pasalnya, diduga aparat melakukan tindakan represif kepada kedua suporter yang turun lebih awal.
Ironisnya, setelah gelombang suporter turun ke lapangan, pihak keamanan menembakkan gas air mata di jangka waktu yang berdekatan.
“Ketika teman-teman sudah turun, mereka membawa pentungan. Teman-teman lari itu bukan untuk menyerang, tetap menyelamatkan diri. Brutalnya, sampai ada yang berani meloncat dari pagar dan berlati ke lapangan untuk menyelamatkan diri,” tutupnya.
Dadang merupakan salah Aremania yang selamat dari insiden yang menelan banyak korban tersebut. Berdasarkan pengakuannya, dirinya selamat dengan menutupi muka dengan jaket dan telungkup. (bim/mzm)