Malang, SERU.co.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang akan merencanakan pengelolaan sumber air permukaan untuk layanan air bersih di Kota Malang. Seperti diketahui, persoalan layanan air bersih di Kota Malang hingga kini menuai banyak polemik.
Imbas dari polemik tersebut, kini Pemkot Malang mulai membidik pemanfaatan air permukaan yang ada di Kota Malang. Wacana tersebut diakui oleh Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji sudah lama dilakukan. Namun hingga kini masih belum juga terealisasi.
“Rencana itu mulai tahun 2018 lalu, saya intruksikan supaya tidak tergantung dengan sumber air bawah tanah, karena lama kelamaan pasti akan habis,” seru Sutiaji, Minggu (18/9/2022).
Dirinya juga menyebutkan, ketersediaan air permukaan di Kota Malang sendiri dinilai mumpuni dari segi kuantitas maupun kualitas. Apabila potensi tersebut dikelola dengan baik, maka kebutuhan air bersih Kota Malang bisa terpenuhi.
“Tiga titik air permukaan kalau kita kelola, itu lebih 1.500 liter per detik (LPS). Perliter itu bisa buat untuk 100 orang, kalau ada 10 liter perdetik, itu berarti bisa buat 1 ribu orang, dan seterusnya,” imbuhnya.
Dirinya menyebutkan, tiga titik sumber air permukaan tersebut adalah Sungai Brantas, Sungai Bango, dan Sungai Amprong. Saat ini, pihaknya masih mencari simulasi manajemen penggunaan air permukaan tersebut.
“Sekarang lagi mencari formasi manajemen pengelolaan air permukaan. Harganya memang lebih tinggi, tapi ini untuk jangka panjang 20 tahun ke atas,“ tutur Wali Kota Malang tersebut.
Saat dikonfirmasi mengenai beban biaya yang akan digunakan untuk pemanfaatan air permukaan tersebut, Wali Kota menaksir bakal menghabiskan sekitar Rp175 miliar hingga Rp200 miliar.
“Ya kalau semua sekitar Rp500 miliar. Ini tinggal kita bentuk tim kecil, silahkan mana yang mau kerjasama (investasi). Silahkan B to B (Business to Business),” lanjutnya.
Tahun ini dirinya optimis untuk dapat menentukan salah satu dari beberapa titik untuk dimanfaatkan sebagai sumber air bersih. Hal tersebut dikatakan lebih lanjut olehnya, tidak hanya dimanfaatkan sebagai kebutuhan layanan air bersih saja, namun ada beberapa manfaat lainnya.
“Bisa untuk tenaga listrik, taman rekreasi, nanti kan ada edukasi, terlebih di sini banyak Perguruan Tinggi yang bisa dikerjasamakan,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Kota Malang, Bayu Rekso Aji mengatakan, wacana tersebut sudah lama. Namun hingga kini, pihak Pemkot Malang belum juga merealisasikannya.
“Cuman memang perlu tahapan yang panjang dan dana yang tidak sedikit. Nah itu, kita (Dewan) belum lihat langkah realnya, sering wacana itu disampaikan,” kata Bayu saat dikonfirmasi terpisah oleh SERU.co.id.
Menurutnya, apabila wacana tersebut dapat direalisasikan, maka ketergantungan Kota Malang terhadap daerah lain bisa diminimalisir.
“Kalau mengaca ke daerah lain, seperti Surabaya, sungai kita lebih bagus, tapi mereka bisa memanfaatkannya. Kalau itu dilakukan di Kota Malang, ya sangat bagus,” tandasnya. (bim/ono)