Ponorogo, SERU.co.id – Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor akhirnya mengakui santrinya yang bernama AM tewas akibat adanya dugaan penganiayaan. Juru bicara Ponpes Gontor Noor Syahid menyampaikan dukacita dan permohonan maaf atas wafatnya AM.
“Kami sangat menyesalkan terjadinya peristiwa yang berujung pada wafatnya almarhum. Dan sebagai pondok pesantren yang concern terhadap pendidikan karakter anak, tentu kita semua berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari,” bunyi pernyataan Noor Syahid, dikutip Selasa (6/9/2022).
Pihak pondok juga meminta maaf kepada orang tua korban atas ketidakjelasan pengantaran jenazah. Noor menyatakan, santri yang diduga terlibat dalam penganiayaan telah dikeluarkan secara permanen dari pondok.
“Pada prinsipnya kami, Pondok Modern Darussalam Gontor tidak memberikan toleransi segala aksi kekerasan di dalam lingkungan pesantren, apa pun bentuknya, termasuk dalam kasus almarhum AM ini,” ujarnya.
Ia menegaskan, pihak ponpes siap mengikuti segala bentuk upaya penegakan hukum terkait peristiwa wafatnya AM. Pihak ponpes mengklaim, terus melakukan komunikasi dengan keluarga korban untuk mendapatkan solusi demi kebaikan bersama.
Sebelumnya, sebuah video viral di media sosial menampilkan seorang ibu asal Palembang bernama Soimah yang mengadu ke pengacara Hotman Paris Hutapea. Ia menceritakan anaknya yang merupakan santri di Ponpes Modern Darussalam Gontor 1 itu tewas pada 22 Agustus 2022 lalu dengan dugaan sebagai korban penganiayaan.
Menurut Soimah, pihak ponpes awalnya tidak menyampaikan kebenaran perihal penyebab kematian putranya. Perwakilan pondok yang bernama Ustad Agus mengatakan, santri AM meninggal lantaran kelelahan mengikuti kegiatan Perkemahan Kamis Jumat (Perkajum).