BI Malang Sebut Inflasi dan Ketersediaan BBM di Kota Malang Masih Aman

kepala kantor perwakilan bi malang samsun hadi
kepala kantor perwakilan bi malang samsun hadi

Malang, SERU.co.id – Bank Indonesia (BI) Malang menyebutkan kondisi pergerakan ekonomi Kota Malang berada di kondisi aman. Hal ini dapat dilihat dari tingkat inflasi dan ketersediaan BBM di tengah gejolak transisi kebijakan.

Kepala Kantor Perwakilan BI Malang, Samsun Hadi mengatakan, hal tersebut terlihat pada periode Agustus 2022 Kota Malang mengalami deflasi sebesar 0.03 persen. Meskipun pada periode sebelumnya, Kota Malang sendiri berada di kondisi teratas se-Jawa Timur.

Bacaan Lainnya

“Kemarin kan Kota Malang kan sempat inflasi tinggi, termasuk yang tertinggi di Jawa Timur,” seru Samsun Hadi, Sabtu (3/9/2022).

Kondisi ini disebabkan karena supply-demand sejumlah bahan pokok sudah membaik. Seperti diketahui, sebelumnya beberapa bahan pokok seperti harga cabai rawit, cabai merah, bawang merah dan putih sempat tinggi dikarenakan faktor cuaca.

“Kan waktu itu terdampak karena cuaca yang tidak bersahabat bagi petani hortikultura. Sehingga supply terganggu sementara permintaan cenderung naik, sehingga mengakibatkan harga juga naik,” lanjutnya.

Lebih lanjut, saat dikonfirmasi terkait transisi kebijakan mengenai harga BBM, dirinya mengatakan, hal tersebut merupakan kebijakn tepat yang diambil oleh Pemerintah Pusat. Realokasi subsidi BBM terhadap subsidi yang lain, itu bertujuan agar tepat sasaran, tepat guna dan lebih bermanfaat.

“Karena subsidi BBM tuh kan kebanyakan dirasakan oleh kelompok menengah ke atas, kendaraan-kendaraan pribadi. Sementara banyak masyarakat kita yang tidak punya kendaraan-kendaraan pribadi,” timpal Samsun Hadi.

Ditambahkannya, kebijakan tersebut berjalan beriringan dengan kondisi inflasi yang terjadi di berbagai negara. Krisis energi menjadi alasan utama terhadap kebijakan tersebut.

“Kelangkaan energi ini tantangan hampir semua negara karena energi semakin naik, tentu untuk konteks Indonesia subsidi energi kan semakin tinggi,” imbuhnya.

Ditanya perkiraan soal pergerekan ekonomi kedepannya, dirinya tidak bisa memastikan. Pasalnya perlu penyesuaian di kalangan masyarakat terhadap kebijakan BBM tersebut.

Lebih lanjut dirinya akan terus mengoptimalkan potensi daerah untuk menunjang ketersediaan bahan pokok. Seperti yang diinstruksikan oleh BI pusat, agar setiap daerah melakukan kerjasama agar tidak terjadi disparitas harga sejumlah komoditas.

“Disamping BI mendorong keterjaminan supply, agar tetap terjaga di setiap daerah. Makanya kita kerjasama antar daerah, karena dari setiap daerah itu berbeda, ada yang surplus dan minus,“ pungkasnya. (bim/ono)

Pos terkait