Konflik Politik di Media Massa di Era Jokowi-Jusuf Kalla

Konflik Politik di Media Massa di Era Jokowi-Jusuf Kalla
Konflik Politik di Media Massa di Era Jokowi-Jusuf Kalla.
Agung Setiyanto
Ilmu Pemerintahan – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

Globalisasi telah merabak dan menyebar luas di berbagai dunia dengan baik dan menjadi kekuatan yang kuat yang selalu membutuhkan respon yang tepat. Globalisasi membawa dampak bagi berbagai aspek kehidupan salah satunya politik. Semakin berkembangnnya teknologi juga mempengaruhi perkembangan globalisasi dan di ikuti oleh media. Media artinnya adalah sebuah media komunikasi yang di dasari oleh internet, media berawal dari majalah dan surat kabar. Selama ini media massa telah banyak mengalami berbagai peran sebagai reporter /pelopor dari berita-berita politik dan cara bekerjannya badan atau organisasi dari suatu politik, media adalah sebuah alat dalam mengekspresikan opini public terhadap isu-isu politik atau masalah yang sedang terjadi, media sosial menjadi wadah untuk mengais isu-isu politik. Hal ini tetap merupakan fungsi politik yang esensial pada media massa.dan sekarang telah beralih ke dunia digital melalui sebuah aplikasi atau website.

Politik begitu selalu menjadi topic yang bagus untuk diperbincangkan, politik juga dominan akan para petinggi negara. Tampilan yang di tampilkan oleh para media mengenai politik begitu menarik perhatian public. Suara keberpihakan rakyat begitu memanas jika para elit politik berkampanye berbagai janji parpol bertebaran melalui platform media sosial, spanduk dan website. Namun di dalam janji tersebut tak dapat dipungkiri jika teebelit pula berita kebohongan dan politisasi perbedaan demi memperoleh simpati dan dukungan politik masyarakat. Hubungan antara media dan politik juga telah merabak dan terjalin sejak lama, hubungan keduannya tidak bisa di pisahkan. Mulai dari polisi hingga para pejabat mengungkapkan pikiran maupun kebijakan mereka melalui media untuk kepentingan masyarakat dan orang banyak. Isu politik selalu menjadi topic hangat yang di perbincangkan oleh media. Media massa seakan tumbuh dengan tidak hanya menjadi kekuatan pengontrol kekuasaan tetapi telah menjadi kekuatan  politik, ekonomi dan budaya. Pergeseran ini terjadi karena adanya para elit  politik yang ingin merauk keuntungan materil dari perusahaan media dan juga adanya kebutuhan non-materil yang berusaha dia penuhi. Dengan adanya  para penguasa elit politik dalam media membuat segala pemberitaan media itu sendiri bisa dikategorikan sebagai settingan dari para pemiliknya. Pemilihan personal memang dipengaruhi kuat oleh media ini bisa menjadi dampak dari penguarangan suara dari pihak kalah Jadi, jangan terlalu mempercayai yang di beritakan oleh media massa.

Bacaan Lainnya

Seperti pada sebuah contoh kasus yan terjadi pada tahun 2014 lalu  yang dimana kandidatnnya adalah presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla dan lawannya adalah Prabowo – Hatta Prabowo – Hatta merupakan salah kandidat yang memiliki media massa dari Abrizal Bakrie yang bergabung dengan Pabowo – Hatta beliau adalah pemilik dari salah satu perusahaan PT Visi Media Asia Tbk dan juga Harry Tanoesudibjo sebagai CEO MNC Grup. di sisi yang satu kandidat hebat dari Joko Widodo – Juyuf Kalla berteman baik dengan Surya Paloh yang di ketahui pemilik dari Media Grup kedua kandidat tampak memiliki media massa untuk menkampanyekan masing-masing dari kandidat.

Dalam sebuah artikel yang di lansir oleh pemilu.okezone.com menunjukkan pemilihan presiden tahun 2014 di menangnankan oleh Prabowo – Hatta. Portal berita itu merupakan milik dari anggota Prabowo, artikel tersebut terbit setelah Jokowi – Juyuf melakukan deklarasi bahwa jokowi – Juyuf adalah pemenang dalam pipres tahun 2014. Dalam artikel tersebut terlihat bahwa Prabowo – Kalla menarik simpati warga untuk mendukung mereka artikel semacam ini ada karena adannnya ketrlibatan media massa dengan kampanye-kampnye kandidat dengan adannya artikel tesebut seakan-akan menggambarkan bahwa Prabowo-Hatta adalah  pasangan yang paling tepat untuk menjadi Presiden Indonesia. Media massa memang memiliki pengaruh kuat untuk para kandidat dengan 1 artikel saja pemungutan suara dari masing-masing kandidat bisa saja berubah dengan cepat dengan adannya media massa merupakan alat dalam meraih sebuah kekuasaan yang lebih tinggi dengan menjadikan media massa mencontoh sikap dan tindakan kandidat selama pilpres.

disclaimer

Pos terkait