“Kalau boleh kami klaim, Trend setter guide di Jatim dengan gaya busana menggunakan “Udeng” (ikat kepala) , adalah dari anggota kami” ucapnya.
Oding Yamato, sapaan akrabnya juga menuturkan, keberadaan BGC bermula dari pemuda pemudi Batu yang memiliki background profesi atau pekerjaan yang berbeda. Melihat potensi pariwisata Batu yang semakin tampak didepan mata, akhirnya bergabunglah para pemandu ini dan munculah organisasi profesi yang disebut pemandu wisata. Mereka bekerja untuk memberikan informasi seputar Kota Wisata Batu, sambil mendampingi para tamu.
“Tujuan BGC bagaimana mengurangi pengangguran di Kota Batu. BGC ini tempat belajar, bukan tempat untuk mencari pekerjaan,” cetusnya.
- Satu WNI Meninggal di Gurun Makkah, Dua Lainnya Diselamatkan Usai Coba Masuk Secara Ilegal
- Seorang Lansia di Tumpang Tewas Terbakar di Dalam Rumahnya
- Lansia Dilaporkan Hilang Hanyut di Sungai Metro Ditemukan Selamat di Pakisaji
Oding juga membeberkan, usai dinyatakan lolos maka para anggota muda BGC akan belajar berbagai macam ilmu tentang kepramuwisataan. Mereka akan diberi materi oleh pemandu wisata yang sudah lebih dulu memiliki pengalaman. Mereka juga akan diberi kesempatan untuk melakukan ‘tandem’ dengan Pramuwisata yang sudah berlisensi.
“Masing-masing akan berusaha untuk praktek di lapangan sebanyak-banyaknya bersama pemandu wisata yang sudah berlisensi, di dalam sebuah perjalanan wisata yang nyata. Jadi mereka bisa magang secara langsung untuk menambah jam terbang,” imbuhnya.

Dia pun berharap, nantinya seluruh anggota BGC yang lolos uji, bisa terus mengasah kemampuannya sebagai seorang pramuwisata yang berkompetensi. Karena sebagai seorang pemandu wisata tidak hanya dituntut untuk lihai dalam bercerita seputar obyek wisata, namun juga cakap dalam beberapa kemampuan lainnya. Salah satunya adalah kemampuan untuk menghibur tamu agar liburan mereka lebih berkesan.
“Para anggota baru nanti bisa belajar ke anggota lama yang memiliki ciri khas masing-masing” tambahnya lagi.