Kuatkan Soliditas, Walikota Srawung Karyawan PDAM Kota Malang

Walikota Malang Sutiaji memotivasi karyawan PDAM Kota Malang agar menjadi tim yang solid. (rhd)

• Direktur bekali Smart Dashboard untuk monitoring sistem secara digital

Kota Malang, SERU – Jika biasanya pejabat yang didatangi anak buah, kali ini Walikota Malang Sutiaji justru mendatangi anak buahnya di lingkungan PDAM Kota Malang. Dikemas dalam Srawung Sareng Pak Walikota, bertemakan “Sendiri kita hanya setetes, bersama kita adalah lautan,” Walikota Malang Sutiaji menyapa dan memotivasi jajaran direktur dan karyawan PDAM Kota Malang, di halaman belakang kantor PDAM Kota Malang, Senin (2/11/2019).

Bacaan Lainnya

“Namanya karyawan dengan direktur, manajer, asisten manajer menjadi satu, dimana saling menguatkan. Untuk menguatkan butuh komunikasi melalui silahturahmi seperti ini. Selain itu, baik buruknya PDAM Kota Malang nanti kembalinya ke KPM atau kami sebagai Walikota Malang. Jadi sebaiknya saya juga bersilaturahmi,” ungkap Sutiaji.

Ketika kesolidan terbentuk, maka dampaknya adalah layanan menjadi baik. Program 100-0-100 akan berjalan baik dan terus meningkat. Dimana 100 persen air bersih tersalurkan dengan baik. “Bukan lagi menjadi omong kosong tapi menjadi sebuah kenyataan. Kita lihat nanti apa yang belum, bisa kita evaluasi. Karena belum ada laporan tertulis,” seru Sutiaji.

Kebersamaan menjadikan soliditas kinerja tim PDAM Kota Malang. (rhd)

Terkait masalah kebocoran, disebutkan Sutiaji, Direktur Teknik PDAM Kota Malang selalu intens berkomunikasi meski hingga tengah malam. “Selalu ada laporan kepada kami, juga melalui Direktur Utama. Tak hanya dari keduanya, juga ada laporan dari Pengawas Internal dan Direktur SDM bagaimana harus profesional,” beber pria penghobi bulutangkis ini.

Disinggung permasalahan dengan PDAM Kabupaten Malang terkait sumber mata air Wendit, Walikota mengatakan masih banding. Sehingga masih berlaku regulasi yang lama. “Masa banding kan ada batas waktunya. Kalaupun ada keputusan lain, kita lihat. Bisa jadi kasasi,” tandas pria nomor satu di jajaran Pemkot Malang ini.

Sementara itu, Direktur Utama PDAM Kota Malang, M. Nor Muhlas, SPd, MSi, mengatakan ini merupakan upaya treatment terkait soliditas melalui silahturahmi antara anak buah dengan pimpinan. “Komunikasi yang baik itu justru akan menciptakan suasana kerja yang diinginkan. Agar  prioritas program Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) berjalan sukses,” ungkap Muhlas.

Muhlas menyampaikan, saat ini pemenuhan kebutuhan air bersih itu terus dilakukan melalui program SPAM, tepatnya adalah pembuatan sumur bor. Total ada dua sumur bor yang saat ini sudah digarap dan ditargetkan dapat dimanfaatkan masyarakat pada 2020 mendatang. “Sudah melalui SF DED dan akan segera dimanfaatkan,” tutur mantan anggota Komisi D DPRD Kabupaten Malang periode 2004 – 2009.

Para karyawan membentuk setengah lingkaran menyimak motivasi Walikota. (rhd)

Selain sumur bor, alternatif lain yang akan diambil PDAM Kota Malang adalah pemanfaatan air permukaan. Rencananya, pengolahan air sungai yang memanfaatkan sungai Rolak dan sungai Kalisari akan dilakukan pada 2020 mendatang. Semua kajian dan berbagai tahapan sudah dilakukan,” terang Muhlas.

Secara internal, lanjut Mukhlas, jajaran Direktur dan kepala bagian di PDAM Kota Malang dibekali Smart Dashboard, sebuah aplikasi yang terintegrasi untuk monitor semua titik gangguan, permasalahan, penyelesaian, hingga transaksi pembayaran secara real time. “Smart Dashboard ini baru digunakan 1 bulan. Semua termonitor hingga 90 persen. Terutama sambungan pipa induk. Jika ada 20 orang melaporkan, namun 1 titik yang bermasalah, konsentrasinya 1 titik itu. Nantinya, akan diterapkan ke pipa-pipa kecil,” imbuh alumni S2 Manajemen Publik 2007 Universitas Merdeka Malang ini.

Diceritakan Muhlas, ketika timnya sowan ke PDAM Bandung sebagai pembanding, kondisi manajemen Kota Malang justru lebih baik. “Sebagai pembanding, kebocoran airnya 43 persen, dengan output 2.900 liter per detik. Padahal toleransi kebocoran itu 20 persen. Sementara PDAM Kota Malang itu kebocorannya 17 persen dengan 1.700 liter per detik untuk melayani 167 ribu pelanggan,” beber Muhlas.

Dari banyaknya PDAM daerah lain yang berguru ke PDAM Kota Malang, tambah Muhlas, menjadi pendapatan non air sekitar Rp 500 juta pada tahun ini. (rhd)

=

Pos terkait