Malang, SERU.co.id – Sebagai upaya preventif terhadap masuknya paham intoleran, radikalisme dan terorisme di lingkungan kampus, Universitas Brawijaya (UB) menggelar diskusi dan deklarasi bersama di Aula Nuswantoro Lantai 7 Gedung B Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Kamis (30/6/2022). Dalam kesempatan tersebut, UB juga menjalin kerjasama dengan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror.
Rektor UB, Prof Widodo, SSi MSi PhD Med Sc mengatakan, tujuan dengan digelarnya diskusi dan deklarasi tersebut yaitu agar mahasiswa UB memiliki mindset global. Dengan mindset tersebut mahasiswa dapat menjadi bagian dari masyarakat dunia yang majemuk.
“Agar dengan mindset itu mahasiswa dapat terbuka dan menghargai keberagaman. Setiap etnik, setiap negara itu mempunyai culture budaya sendiri-sendiri, itu kita sampaikan kepada mahasiswa untuk saling menghargai,” seru Prof Widodo.
- 35 Siswa Dinyatakan Lulus Program Vokasi TJSL PLN Bersama Skariga
- Soal Penahanan Ijazah, Kepsek SMKN 2 Bagor Tegaskan Bukan Karena Tunggakan, Tapi Prosedur Cap Tiga Jari
- Calon Mahasiswa Asing Di UMM Tembus Lebih Dari 2000 Pendaftar
Dia juga mengatakan, karakter yang perlu ditanamkan kepada mahasiswa tersebut yaitu sifat terbuka dan heterogen. Dengan itu, dirinya mengajak kepada mahasiswa untuk menghargai dan menjunjung kebhinekaan, dan bergaul dengan semua elemen.
“Di sini kita tidak ada muatan-muatan yang sifatnya radikal. Disamping itu juga ada upaya-upaya kepada mahasiswa kita lebih fokus pada belajar,” imbuhnya.
Upaya-upaya yang akan dilakukan yaitu adalah kegiatan di dalam kampus harus dinyatakan dengan mengantongi surat ijin dari pihak kemahasiswaan. Pasalnya, pihak UB tidak dapat mengawasi mahasiswanya satu persatu di luar lingkungan kampus.
“Insyaallah di dalam kampus tidak ada masalah terkait radikalisme. Jadi semua aktivitas mahasiswa diketahui dan dapat ijin baik itu Wakil Rektor maupun Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan,“ kata Prof Widodo.