Sedangakan berdasarkan komoditasnya, inflasi di Kota Malang terutama didorong oleh lima komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar.
“Angkutan udara dengan andil sebesar 0,07 persen (mtm), tongkol diawetkan 0,04 persen (mtm), telur ayam ras 0,04 persen (mtm), roti manis 0,03 persen (mtm) dan ayam hidup 0,03 persen (mtm),” terang Kepala BI Malang tersebut.
Disebutkan olehnya, jika kenaikan tarif angkutan udara seiring berlanjutnya peningkatan mobilitas pada momentum arus balik lebaran. Sedangkan kenaikan harga telur ayam ras, disebabkan oleh koreksi harga seiring naiknya sejumlah harga pakan.
“Namun inflasi kali ini tertahan oleh deflasi pada berbagai komoditas, seperti daging ayam ras dengan andil -0,02 persen (mtm), bawang putih -0,01 persen (mtm) dan beras -0,01 persen (mtm),” imbuhnya.
Dia mengaku, jika BI Malang sendiri tetap konsisten menjaga stabilitas harga. Tentunya dengan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kota Malang, maupun Pemerintah Pusat. Kendati demikian, dirinya untuk tetap mewaspadai yang menjadi faktor risiko di sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan.
“Faktor risiko pendorong kenaikan harga berbagai komoditas masih perlu diwaspadai. Dengan mempertimbangkan berlanjutnya normalisasi mobilitas di tengah percepatan vaksinasi booster,” katanya.
Selanjutnya, Samsun meyakini dengan akselerasi vaksinasi Covid-19 yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi. Tentunya dengan tingkat mobiltas yang tinggi, menjadi bagian dari upaya mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). (bim/mzm)
Baca juga:
- Pemkot Malang Tak Kuasa Hadapi Alih Fungsi Lahan Pertanian Terdesak Perumahan
- Polres Batu Aksi Pasang Stiker Call Center 110 Di Lokasi Strategis Demi Pelayanan Cepat
- Polisi Dalami Motif Pengeroyokan Pelajar SMKN 4 Malang Diduga Kesalahpahaman
- Seorang Lansia di Tumpang Tewas Terbakar di Dalam Rumahnya
- Gaji ke-13 untuk ASN dan Pensiunan Cair Mulai 2 Juni 2025