Pemkab Blitar Stop Hewan Ternak dari Daerah Kasus PMK

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, Toha Mashuri. (Memo X/fjr) - Pemkab Blitar Stop Hewan Ternak dari Daerah Kasus PMK
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, Toha Mashuri. (Memo X/fjr)

Blitar, SERU.co.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar melalui Dinas Peternakan dan Perikanan, menghentikan pengiriman hewan ternak dari daerah yang sudah terkonfirmasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ke Kabupaten Blitar.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, Toha Mashuri mengatakan, hal tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi  agar PMK tak masuk ke Blitar. Mengingat saat ini di  Kabupaten Blitar belum ditemukan kasus PMK.

Bacaan Lainnya

“Penyebaran penyakit mulut dan kuku yang ada di Jawa Timur, awalnya yang sudah dinyatakan positif ada di 4 Kabupaten, yaitu Gresik, Mojokerto, Lamongan, dan Sidoarjo. Kemudian hari ini ada tambahan lagi di 3 Kabupaten, yaitu Malang, Probolinggo, dan Lumajang,” kata Toha Mashuri.

Lebih lanjut Toha menegaskan, pihaknya terus mengupayakan agar tidak  ada hewan yang berasal dari daerah yang sudah terkonfirmasi penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut masuk ke Blitar.

“Masyarakat juga perlu tahu kalau penyakit mulut dan kuku ini tidak menular pada manusia. Intinya konsumsi daging masih tetap aman. Jangan sampai ada salah pengertian, sehingga masyarakat takut mengkonsumsi daging,” tandasnya.

Dia menambahkan, kemudian bagi peternak diminta agar tetap tenang. Karena penyakit ini masih bisa disembuhkan. Hewan yang terkena penyakit ini tidak mati dengan cepat, masih ada proses penyembuhan yang bisa dilakukan.

“Para peternak tidak perlu panik dan tergesa-gesa disembelih atau dijual dengan murah. Memang penularan penyakit ini sangat cepat, tapi masih bisa disembuhkan. Resiko kematian juga kecil, antara 1-5 persen,” imbuhnya.

Toha menandaskan, ciri-ciri hewan ternak terkena penyakit mulut dan kuku diantaranya suhu tubuh tinggi antara 39-41 derajat celsius, mulut banyak lendir yang berlebihan, ada kemerah -merahan di dalam mulutnya. Kemudian kalau berlanjut biasanya tremor, pincang, hingga ambruk karena kukunya kemungkinan lepas.

“Yang harus dilakukan masyarakat adalah menjaga kesehatan hewan. Kandang harus bersih, menghidari dari tertularnya binatang yang sudah kena, dan diupayakan tidak kontak, sert ditambah vitamin. Masyarakat bisa lapor jika mengetahui tanda-tandanya ke keswan maupun menghubungi call center yang disediakan,” pungkas Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar. (fjr/mzm)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait