Wisudawan Terbaik Arsitektur ITN Malang, Rancang Rusun Untuk Kawula Muda

Al Aziz Nur Muhammad lulusan terbaik Arsitektur S-1, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), ITN Malang, wisuda ke-67 tahun 2022. (ist) - Wisudawan Terbaik Arsitektur ITN Malang, Rancang Rusun Untuk Kawula Muda
Al Aziz Nur Muhammad lulusan terbaik Arsitektur S-1, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), ITN Malang, wisuda ke-67 tahun 2022. (ist)

Malang, SERU.co.id – Kebutuhan hunian untuk rumah tinggal dari waktu ke waktu kian bertambah, seiring meningkatnya pertumbuhan dan kebutuhan manusia. Namun sayangnya perumahan dengan berbagai tipe harga belum bisa dijangkau oleh beberapa kalangan masyarakat, khususnya usia muda.

Arsitek muda, salah satu lulusan terbaik Institut Teknologi Nasional Malang (ITN), Al Aziz Nur Muhammad mengatakan, jika fenomena tersebut juga terjadi di Kota Blitar, Jawa Timur. Berdasarkan penelitiannya, ia menangkap jika pekerja usia rata-rata 30 tahun masih sulit mendapatkan rumah tinggal.

Bacaan Lainnya

“Kalau di Kota Blitar masih kurang, dan sulit mendapatkan tempat tinggal, khususnya bagi usia muda. Sehingga kebutuhan rumah tinggal bisa diminimalisir dengan dibangunnya rumah susun (rusun). Diharapkan rusun dapat membantu menyediakan hunian di Kota Blitar,” seru Aziz, sapaan akrabnya.

Alumnus Prodi Arsitektur S-1, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) itu menyebutkan, hunian yang bersifat komunitas merupakan hunian yang layak.

Desain Rusun neo-vernakular karya Al Aziz Nur Muhammad lulusan terbaik Arsitektur S-1, ITN Malang. (ist)

“Rumah hunian komunitas itu tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan sekitarnya. Kami membuat rusun dengan menyasar masyarakat menengah kebawah, dan keluarga muda,” terang Azis.

Mengangkat tema arsitektur neo-vernakular, bangunan rusun memadukan antara arsitektur tradisional, dan arsitektur modern. Ini bisa dilihat dari bentuk bangunan rusun yang mengadopsi bangunan Joglo sebagai rumah tradisional masyarakat Jawa, dan arsitektur modern.

“Tema ini saya ambil sebagai petunjuk dalam proses perancangan. Sehingga hasil perancangan nantinya tidak hanya sekedar rusun sebagai bangunan hunian. Tetapi juga sebagai alat untuk menyampaikan pesan kedaerahan bagi masyarakat sekitar, dan penghuninya,” lanjut pemilik IPK 3,44 ini.

Ada dua tipe rusun yang disiapkan Aziz, yakni rusun untuk keluarga yang belum mempunyai anak, dan rusun untuk keluarga yang sudah mempunyai anak. Yang membedakan kedua tipe rusun ini, terdapat pada fasilitas ukuran kamar. Bagi keluarga yang sudah memiliki anak akan mendapat rusun dengan kamar tipe mezanin.

“Yang sudah memiliki anak, kamar ditambah ruang mezanin, bisa dimanfaatkan sebagai kamar anak atau ruang lainnya. Sedangkan yang belum memiliki anak, maka fasilitas kamarnya biasa (tanpa mezanin),” kata putra Blitar ini.

Ia juga menjelaskan, mezanin atau mezzanine merupakan istilah sebuah lantai tambahan di dalam bangunan. Biasanya posisi mezanin dibangun di antara dua lantai, antara lantai dasar dengan langit-langitnya, sehingga luas lantai mezanin hanya sepertiga dari luas ruangan tempat ia dibangun.

“Tetapi, untuk semua tipe rusun tetap memiliki balkon untuk memaksimalkan masuknya sirkulasi udara dan pencahayaan. Untuk rancangan ini, tetap menerapkan arsitektur modular bagi kedua rusun dengan kolom balok. Tujuannya untuk dapat menekan waktu pelaksanaan pembangunan,” sambungnya.

Bangunan rusun dibuat tiga lantai dengan atap bagian tengah berbentuk joglo, dan bagian samping beratap pelana. Sementara, balkon yang berada di tiap kamar dibuat sedikit melengkung, menunjukkan fleksibilitas bangunan siap menerima semua kalangan.

“Seperti halnya joglo memiliki tiga bagian, atap, badan, dan kaki, maka kaki rusun dibuat elevasinya lebih tinggi untuk membedakan area jalan dan bangunan. Elevasi ini sekaligus untuk meninggikan derajat penghuninya, filosofinya seperti itu,” jelas Azis.

Sementara untuk utilitas bangunannya dimaksimalkan dengan adanya selasar di tengah bangunan sebagai lorong. Atau jalan yang menyambungkan satu ruangan dengan ruangan lainnya. Pada rusun juga terdapat fungsi void di tengah ruangan.

“Tujuannya, agar ada sirkulasi udara dari bawah ke atas, dengan begitu udara panas cepat naik ke atas. Rusun juga dilengkapi dengan kafetaria, toko kelontong, dan tiap lantai juga dilengkapi ruang bersama untuk berkumpul dan bersosialisasi,” imbuhnya.

Ia berharap, hasil dari penelitiannya tersebut dapat bermanfaat untuk semua kalangan. Khususnya pagi para arsitek untuk dapat berinovasi kedepannya.

“Saya ingin arsitek merancang (rusun) tidak hanya untuk kalangan orang kaya, namun juga untuk kalangan menengah kebawah. Semoga apa yang saya rancang bisa menginspirasi saya sendiri untuk berkembang dan juga orang lain,” tutup mantan Ketua Himpunan Mahasiswa (HMA) Arsitektur S-1 ITN Malang ini. (ws5/rhd)


Baca juga:

Pos terkait