Malang, SERU.co.id – Pesantren Rakyat Al-Amin memiliki sejarah menarik selama proses berdirinya. Tak jauh dari Ibu Kota Kabupaten Malang, Kepanjen, pesantren ini terletak di tengah-tengah Kecamatan Sumber Pucung, yang dihimpit oleh tempat lokalisasi terbesar di Kabupaten Malang.
Berdasarkan pengakuan Pengasuh Pesantren Rakyat, KH Abdullah SAM mengatakan, lahirnya Pesantren tersebut timbul dari keresahannya atas lingkungan masyarakat yang seperti itu.
“Lahir dari kegelisahan saya, sebab kampung saya ini merupakan lingkungan prostitusi, perjudian dan macam-macam. Sehingga saya berfikir untuk mengambil langkah seperti apa, untuk menggiring perubahan ke arah yang lebih baik,” seru KH Abdullah.
Dengan kondisi lingkungan sosial masyarakatnya yang heterogen atau plural menurutnya, akan berdampak buruk kepada generasi-generasi selanjutnya. Akhirnya, KH Abdullah berinisiatif, untuk mendirikan Pondok dengan konsep yang berbeda.
“Akhirnya saya mengambil langkah untuk berdakwah ala ‘Galak-Gampil’ (saling memaafkan kesalahan). Sehingga lahirlah idiom, yang saya rasa enak didengar yaitu Pesantren Rakyat,” pungkasnya.
Akhirnya, pada hari Rabu, (25/6/2008), Pesantren Rakyat didirikan, dengan segala aktiftasnya ala rakyat. KH Abdullah juga membubuhkan nilai-nilai KeIndonesiaan dan Kemanusiaan, di setiap pembelajaran di dalamnya.
“Pesantren Rakyat yang aktivitas dan kurikulumnya ala rakyat, wayae (waktunya) jamaah ya jamaah, ngaji ya ngaji,” ujar Kyai Sableng sapaan akrabnya.
Terhitung hingga saat ini, sudah terdapat berbagai fasilitas pendidikan formal maupun non-formal. Serta tidak sedikit pula, santri yang ingin menimba ilmu di Pesantren Rakyat tersebut.
“Sekitar 200 anak yang mukim, semuanya kita terima dengan biaya gratis dan semuanya kita tanggung. Mulai pendidikan tingkat dasar hingga atas, di sini ada,” beber KH Abdullah.
Seluruh santri yang hendak menimba ilmu, tidak dipungut biaya sepeser pun. Dirinya mengaku, untuk tahun ini sudah tidak menerima santri baru lagi, disinyalir karena keterbatasan biaya dan fasilitas.
“Tahun ini kita sudah tidak menyebarkan brosur, cuman ini kita masih usahakan. Ya tentunya, tanpa bersinergi dengan berbagai pihak semunya tidak akan seperti ini, alhamdulillah kepercayaan terhadap kami sangat besar,” kata Kyai Sableng. (ws5/mzm)
Baca juga:
- Diskopindag Kota Malang Tepis Isu 57 Koperasi Merah Putih Disusupi Pengurus Titipan
- Mencuat Isu Monopoli, DPRD Kota Malang Dalami Mekanisme Penyelenggaraan Koperasi Merah Putih
- PMI Kota Malang dan Indonesia Sehat Jiwa Resmikan Poli Psikologi, Tekan Angka Bunuh Diri
- Wali Kota Batu Kunjungi Kediaman Korban Bullying di Hari Anti Bullying
- Fatayat NU Kota Batu Siap Dukung Visi Misi Kepala Daerah