Tiga Inovasi UB Tercatat dalam 113 Inovasi Indonesia

Tim kedua menunjukkan alat temuannya. (ist) - Tiga Inovasi UB Tercatat dalam 113 Inovasi Indonesia
Tim kedua menunjukkan alat temuannya. (ist)

Malang, SERU.co.id – Tiga Inovasi yang diluncurkan Universitas Brawijaya (UB) masuk ke dalam 113 Inovasi Indonesia yang dilaksanakan oleh lembaga Business Innovation Center (BEC). Ajang prestisius tersebut bertajuk ‘Innovation take off’, dengan harapan Indonesia dapat keluar dari kondisi yang serba terbatas pasca pandemi Covid-19. Melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian diintegrasikan untuk menghasilkan inovasi demi ekonomi berkelanjutan.

Tim pertama Universitas Brawijaya yang tercatat dalam 113 inovasi Indonesia, berjudul ‘Sistem Antrian Cerdas Pada Antrian MRT’ (Moda Raya Terpadu). Adapun tim peneliti, di antaranya Sugiono PhD, Willy Satrio Nugroho ST MT, dan Teuku Anggara ST MT.

Bacaan Lainnya

Inovasi tersebut bertujuan untuk memberikan panduan informasi bagi para penumpang Moda Raya Terpadu (MRT) dalam mengetahui ketersediaan tempat duduk atau berdiri. Selain itu, inovasi ini dapat dikembangkan untuk memonitor utiliisasi, serta pengaturan jadwal keberangkatan kereta secara real-time.

Alat temuan tim pertama. (ist)

Tim inovator kedua, terdiri dari Eka Maulana, Ihza Aulia Rahman, Abdul Mujib, dan Charis Maulana. Tim tersebut memiliki  /inovasi berjudul ‘Sistem sterilisasi portable terintegrasi tracing pada kabin transportasi umum berbasis IoT’ (Internet of Thing).

Inovasi ini mengembangkan alat sterilisasi udara dari bakteri dan virus pada kabin transportasi umum, yang pengoperasiannya dimonitor melalui Internet of Things. Inovasi ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya menggabungkan tiga metoda filtrasi, dengan filter mekanik, filter optis, dan filter biokimia ke dalam satu alat filtrasi. 

Kedua, memungkinkan pengguna memonitor kondisi udara di ruangan dengan mudah. Ketiga, dirancang dengan dimensi yang kompak dan disesuaikan untuk pemakaian dalam kabin transportasi umum. 

Inovasi tersebut lahir dikarenakan kasus penyebaran Covid-19 dapat diperkirakan terjadi di ruang tertutup yang menggunakan air conditioner (AC). Sehingga inovasi ini juga berpotensi untuk dikembangkan menjadi teknologi sterilisasi udara yang terintegrasi dengan AC.

Tim ketiga yakni terdiri dari Prof Dr Aulanni’am, dr Syifa Mustika, Dyah Kinasih Wuragil, dan drh. Yudit Oktanella, M.Si. Judul Inovasi tim tersebut ‘Antibodi poliklonal berbasis protein spesifik 156 kDa, Upaya pengembangan deteksi antibody terhadap SARS-Cov2.’ 

Inovasi ini berpotensi ditawarkan ke pemerintah, sebagai bagian dari program vaksinasi Covid-19, dalam rangka pengendalian pandemi, menurunkan resiko penularan, dan membangun herd immunity.

Selain itu, inovasi ini dapat menjadi dukungan nyata bagi program percepatan pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan, serta penggunaan alat kesehatan produk dalam negeri. (ws5/rhd)


Baca juga:

Pos terkait