Nakes Kota Malang Ungkap Penyebab Hasil Tes Covid Berbeda

Ilustrasi pemeriksaan tes covid-19 oleh nakes. (jaz) - Nakes Kota Malang Ungkap Penyebab Hasil Tes Covid Berbeda
Ilustrasi pemeriksaan tes covid-19 oleh nakes. (jaz)

Malang, SERU.co.id – Pekan ini sedang ramai dibicarakan ada beberapa kasus orang yang sedang tes PCR covid-19 berulang kali hasilnya berbeda. Hasil yang berbeda-beda ini membuat masyarakat bingung, sebenarnya terinfeksi covid-19 atau tidak. Hal itu dijawab oleh salah satu tenaga kesehatan (nakes) di Kota Malang.

Kepala UPT Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Malang, Sukardi SKM MSi mengungkapkan, tes PCR digunakan untuk menegakkan diagnosis covid-19. Hasil pemeriksaan berbeda sangat mungkin terjadi, oleh karenanya hasil tersebut dikatakan hasil real time yang menunjukkan keadaan saat itu.

Bacaan Lainnya

“Jadi hasil bisa saja berbeda pada hari yang berbeda, bahkan pada hari yang sama,” seru Sukardi SKM MSi, Jumat (4/3/2022).

Sukardi menambahkan, merujuk pada pernyataan dr Adam Prabata, seorang edukator covid-19 dan PhD candidate in Medical Science Kobe University. Bahwa kesalahan hasil pemeriksaan PCR mungkin saja bisa terjadi.

Apabila seseorang yang mendapatkan hasil false negatif, dimana sebenarnya pasien sedang terinfeksi covid-19. Di sisi lain juga ada yang mendapatkan hasil false positif, artinya hasil PCR positif, namun sebenarnya pasien ini tidak sedang terinfeksi covid-19.

Ada kesalahan dalam pemeriksaan PCR, false negatif terjadi, karena adanya masalah teknis, seperti skill petugas, transport, lokasi swab, dan prosedur laboratorium. False negatif juga bisa terjadi akibat waktu pengambilan swab terlalu dini atau terlalu lambat, dan adanya mutasi virus walau kemungkinannya kecil.

“Sedangkan untuk false positif bisa terjadi adanya masalah teknis. Kemungkinan lain yang terjadi, karena sampel pasien terkontaminasi dengan sampel orang lain dengan hasil positif,” imbuh Sukardi.

Dari kejadian ilmiah ini, ia menyimpulkan, bila terjadi perbedaan hasil swab PCR. Maka untuk penentuan diagnosis covid-19, diutamakan dipilih hasil positif dibandingkan dengan hasil negatifnya.

Tidak hanya itu, penentuan diagnosis covid-19 memerlukan keputusan dokter, sehingga masyarakat diharapkan tetap berkonsultasi kepada dokter atau fasilitas kesehatan setelah mendapatkan hasil swab PCR. Sehingga masyarakat diharapkan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Sukardi menegaskan, hal terpenting masyarakat tetap lebih waspada.

“Jadi sebenarnya bukan ditekan pada pemeriksaan. Seharusnya masyarakat lebih ditekankan dan lebih waspada pada penerapan 5M,” tandasnya. (jaz/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait