Malang, SERU.co.id – Kota Malang memiliki banyak segudang potensi, baik dalam segi pariwisata maupun dalam sektor ekonomi. Festival Mbois (Malang Creative Fusion) menjadi wadah bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Industri Kreatif untuk berkolaborasi membangkitkan pertumbuhan ekonomi.
Koordinator Malang Creative Fusion, Vicky Arief Herinadharma SKom mengungkapkan, ini adalah kegiatan Festival Mbois yang ke-VI. Sebagai ajang untuk melakukan aktivitas ataupun kegiatan mbois. Serta sebagai ajang kolaborasi, kreativitas subsektor dari film maker, animator, seni pertunjukkan, musik, dan lain-lain.
“Artinya kita butuh satu legitimasi dalam satu kegiatan atau aktivitas melalui Festival Mbois ke-6 ini, dimana berbeda dengan tahun sebelumnya,” seru Vicky, sapaan akrabnya, Senin (22/11/2021).
Jika di tahun lalu offline, ada ratusan hingga ribuan yang kumpul. Sedangkan di tahun ke lima, full online. Sementara di tahun ke-VI, situasi pandemi dan pembatasan acara digelar hybrid event. Karena tidak bisa langsung bertemu dan hanya melalui youtube dan undangan terbatas.
Sebagai informasi, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) berkolaborasi dengan Malang Creative Fusion (MCF) dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Malang, menggelar Grand Show Festival Mbois 6 di Indigo Space Malang, Senin (22/11/2021).
Kendati demikian, pihaknya tidak membatasi kolaborasi dari berbagai subsektor. Terlebih ada hal yang menarik pada tahun ini adalah isu Pemulihan Ekonomi Nasional, salah satunya ‘Malang Pulih’.
“Dengan program live shopping harapannya masyarakat tidak dirumitkan dalam jual program. Tapi dibantu banyak influencer, dan oleh teman-teman media,” papar Direktur Paradise Pictures Tahun 2008 – sekarang ini.
Terkait agenda rutin, secara berkala MCF melakukan berbagai kegiatan. Setiap bulannya Osiker akan ada live shopping dengan beberapa stake holder dan influencer, termasuk ada podcast yang sudah berjalan di website Osiker.
“Ada podcast rutin tiap minggunya, mengangkat potensional para kreator-kreator UMKM, pelaku industri kreatif, pelaku ekonomi kreatif dilintas sektor. Terutama di 17 sektor industri kreatif,” tandas Direktur Utama Paradise Group Tahun 2014 – sekarang ini.
Senada, Kepala Dinas Koperasi Perdagangan dan Industri (Diskopindag) Kota Malang, M Syailendra mengatakan, tema ‘Fesival Mbois, Indonesia Mbois’ harapannya adalah dari Malang, UMKM, Industri Kreatif, pelaku ekonomi kreatifnya menasional.
“Untuk pelaku-pelaku kreatif UKM sudah kita lakukan itu apakah pelatihan, bimtek, peningkatan SDM. Lalu, akses permodalan, pemasaran, dan sekarang kita ajak ke arah lebih konkret transaksi penjualan secara online,” ungkap Sailendra.
Diskopindag mengaku, bekerjasama dengan Tokopedia berjalan sukses. Terbukti, baru melakukan kurang dari satu jam kurang ternyata produk-produk UMKM Industri Kreatif Kota Malang itu diminati dan terjual. Total yang sudah terjual senilai Rp15 juta melalui Soft Shooping dan langsung Rp4,5 juta.
“Dari Tokopedia support, ternyata program Soft Shooping ini baru satu-satunya yang dilakukan oleh pemerintah di Indonesia. Kalau yang lain Tokopedia dan e-commers lain sudah melakukan kerjasama,” imbuhnya.
Pemkot Malang mensupport kegiatan ini melalui dukungan dari Tokopedia, dari Altara, dan liveshooping langsung konkret jualan dan produk UMKM. Dukungan Diskoperindag, selain peningkatan kapasitas SDM, juga bagaimana pengembangan pemasaran.
“Sehingga harapannya di masa pandemi ini produk-produk UKM atau Industri Kreatif ini tetap berjalan,” tandasnya.
Sementara itu, Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji dalam sambutan yang dibacakan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Malang, Dwi Rahayu, SH, MHum berharap, Festival Mbois 6 dapat mendorong pelaku ekonomi kreatif semakin dinamis.
“Ekonomi kreatif sebagai denyut nadi Kota Malang, terlebih Malang memiliki industri kreatif berkelas dunia di era digital,” ujarnya.
Komitmen Pemkot Malang membangun ekraf tertuang secara tegas dalam salah satu konsep pembangunan Kota Malang dengan empat pilar. Pilar the future of Malang, yang meliputi Malang City Heritage, Malang 4.0, Malang Kreatif, Malang Halal, dan Malang Nyaman.
“Melalui Malang Kreatif akan mendorong ekraf sebagai denyut nadi perekonomian Kota Malang terlebih potensi sektor ekraf sangat luar biasa,” beber Sutiaji.
Menurutnya, Malang memiliki potensi pengembangan industri kreatif berkelas dunia, terutama pengembangan industri kreatif digital. Pihaknya mengupayakan dengan terus membangun ekosistem digital yang kondusif untuk start-up.
Sutiaji berharap mampu menjadi wadah dalam lahirnya pelaku indstri kreatif serta wahana mengembangkan pemikiran, kreatifitas. Sekaligus mampu memberdayakan potensi diri para pelaku industri kreatif di Kota Malang. Guna mengaktualisasi kemampuannya dalam memberikan karya terbaik bagi masyarakat.
Hal senada disampaikan Ketua Dekranasda Kota Malang, Hj. Widayati Sutiaji, SSos, MM pada Creative Talk yang digelar dalam rangkaian Grand Show Festival Mbois 6, sangat bangga dengan karya pelaku ekonomi kreatif Malang.
“Sumber daya manusia (SDM) Kota Malang luar biasa. Insha Allah kita mampu mengoptimalkan dan sudah diakui dunia. Sebagai contoh karya kriya aksesori, tas, dan juga fesyen,” ucap perempuan anggun tersebut.
Widayati menambahkan, yang luar biasa lagi nuansa mbois yang dihadirkan. Bukan berarti mahal, namun justru banyak produk yang lahir dari bahan daur ulang. Seperti tas berhias sumbu kompor dan kalung dari bekas kaleng yang dikenakannya saat ini.
“Kreativitas tanpa batas yang menghadirkan nilai tambah ekonomi berlipat dari produk-produk kebanggaan Kota Malang,” apresiasinya bangga. (jaz/rhd)
Baca juga:
- Seluruh Jemaah Haji Indonesia Tiba di Makkah, Siap Jalani Wakuf di Arafah
- Satu WNI Meninggal di Gurun Makkah, Dua Lainnya Diselamatkan Usai Coba Masuk Secara Ilegal
- 541 Atlet KONI Kota Batu Lolos Mengikuti Porprov IX Jatim 2025
- KONI Batu Bakar Semangat Tanding Atlet Lewat Character Building
- Pemkot Malang Tak Kuasa Hadapi Alih Fungsi Lahan Pertanian Terdesak Perumahan