Malang, SERU.co.id – Dua mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) menempuh program Transfer Kredit Internasional. Keduanya berkesempatan merasakan menjadi mahasiswa di Tianjin Foreign Studies University (TFSU), sejak September lalu.
Selama satu semester, Valencia Gaby Widiyanto, dan Antoinette Wilhemina Ather mempelajari beberapa mata kuliah di TFSU sambil tetap menyelesaikan studinya di Universitas Brawijaya. Ada beberapa kelas yang harus diambil selama disana.
“Untuk mata kuliah yang diambil, ada empat ditambah satu kelas pilihan yaitu Chinese Panorama,” seru Gaby, melalui pesan singkat.
Meskipun daring, kedua mahasiswi ini tetap beradaptasi selama perkuliahan. Baik Gaby dan Wilhemina terbantu oleh para dosen di TFSU, sigap mengurus kelas dan mengikuti perkuliahan. Sehingga memudahkan kedua mahasiswi ini untuk belajar.
Tidak hanya dari China, mahasiswa di program ini berasal dari berbagai negara, seperti Amerika, Gabon, Jepang, Korea dan lainnya. Baik program strata satu maupun strata dua atau Pascasarjana.
“Tidak hanya mahasiswa sarjana, ada pula yang sedang menempuh S2, dan ada juga yang mendapat beasiswa,” bebernya.
Selain kuliah, ada pula kegiatan non akademis yang diikuti keduanya. Seperti pengenalan budaya yang dikhususkan bagi mahasiswa asing.
“Kemarin sempat ada acara tentang Mid-Autumn Festival. Disini kami diberikan paparan tentang asal muasal perayaan tersebut dan budaya terkait,” papar mahasiswi angkatan 2019 ini.
Sementara, bagi yang berada di Tianjin, menurut Gaby, bisa mengikuti festival serupa secara langsung. Perbedaan zona waktu juga tidak menghalangi keduanya mengikuti materi. Meski mayoritas kelas yang diikuti secara sinkron, ada satu kelas yang dapat diikui secara asinkron.
“Sesuai persetujuan, saya diizinkan untuk menonton siaran ulang selama 24 jam dan mengerjakan tugasnya,” paparnya.
Penugasan yang diterima pun lebih bervariasi. Menurut Wilhemina, tugas yang diberikan disesuaikan dengan materi. Tidak hanya sebatas membuat karya, namun juga tugas yang lain.
“Jadi tidak selalu membuat karangan, misal menulis kosakata, kemudian merekam pembicaraan menggunakan kosakata tersebut,” terangnya.
Diketahui, salah satu bentuk implementasi Merdeka Belajar : Kampus Merdeka ialah program Transfer Kredit. Dilansir dari situs dikti.kemdikbud.go.id, Transfer Kredit Internasional merupakan layanan bagi mahasiswa untuk mendapatkan kesempatan belajar di luar prodi atau kampusnya.
Dari program tersebut, diharapkan mahasiswa Indonesia tidak hanya mendapatkan pengembangan kemampuan dan keilmuan. Namun juga mempelajari aspek sosial, budaya, antropologi dan lainnya. (jaz/rhd)
Baca juga:
- DPKH Kabupaten Malang Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Hewan Jelang Kurban
- Kenaikan Isa Almasih Serta Libur Panjang Polres Malang Amankan 67 Gereja dan Lokasi Tempat Keramaian
- Polisi Temukan Pelanggaran Plat Nomor dan Kelalaian Berkendara Kasus Christiano Tarigan
- 253.421 Peserta Lolos UTBK SNBT 2025, Berikut 10 Kampus dengan Pendaftar Terbanyak
- Nelayan Hilang di Laut Polagan Pamekasan Ditemukan Meninggal oleh Tim SAR Gabungan