Malang, SERU.co.id – Kota Malang sudah masuk PPKM Level II sesuai Inmendagri Nomor 53 Tahun 2021. Beberapa kampus mengajukan Perkuliahan/Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Meski ketentuan pelaksanaan PTM bisa dilakukan tatap muka, namun hanya dengan kapasitas 50 persen.
Walikota Malang, Drs H Sutiaji mengatakan, sudah ada beberapa kampus yang telah mengajukan untuk PTM. Di antaranya UM, UIN Maliki, Unisma dan lainnya melalui surat yang masuk.
“Persyaratannya (PTM) tetap, iya pakai peduli lindungi. Mereka sudah diperbolehkan. Kalau dari luar kota harus vaksin, mungkin disini bisa menyiapkan,” seru Sutiaji.
Perihal keseluruhan kampus mengajukan PTM, Pemkot memberikan keleluasaan kampus masing-masing. Mekanismenya tetap harus mengetahui pemerintah daerah setempat.
“Di UB belum berani rupanya. Tapi ada kampus lain kemarin yang sudah wisuda, ingin menyodorkan (perizinan) wisuda,” bebernya
Pihaknya menambahkan, skema perkuliahan bisa sebagian mahasiswa. Disebutkannya, sebelumnya sudah ada yang tatap muka, namun hanya 10 orang, sisanya melalui zoom atau google meet. Pola ini juga berlaku bagi pendidikan dasar dan menengah.
“Guru tetap mengajar beberapa siswa, lainnya pakai daring, sifatnya hybrid,” terang penyuka makanan pedas ini.
Dua poin yang dikecualikan dalam PTM bagi daerah Level II, yaitu SDLB, MILB, SMPLB, SMALB, dan MALB. Maksimal 62 persen sampai 100 persen, dengan menjaga jarak minimal 1,5 meter dan maksimal lima peserta didik per kelas.
Selanjutnya PTM berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi (Mendikbud-Ristek), Menteri Agama (Menag), Menteri Kesehatan (Menkes) dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 03/KB/2021. Juga mengecualikan untuk PAUD maksimal 33 persen, dengan menjaga jarak minimal 1,5 meter dan maksimal lima peserta didik per kelas.
Senada, Ketua APTISI Komisariat IV Wilayah VII Jawa Timur, Prof Dr Dyah Sawitri SE MM mengungkapkan, kebijakan PTM tergantung universitas masing-masing. Karena sesuai jadwal perkuliahan biasanya dimulai Oktober. Skemanya tetap terbatas bagi mahasiswa yang masuk secara luring.
“Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) menyerahkan kebijakan PTM tersebut kepada kampus masing-masing,” beber Prof Dyah, sapaan akrab Rektor Universitas Gajayana (Uniga) ini.
Disebutkannya, Uniga berencana menggelar PTM di akhir bulan ini atau tepat semester tahun ini. Syaratnya mahasiswa diperbolehkan tatap muka, dengan menunjukkan aplikasi Pedulilindungi.
“Kalau kami (Uniga) hanya dua angkatan 2020 dan 2021, itupun dibatasi sekali. Paling tidak Oktober akhir, kami sudah melakukan PTM. Dengan syarat, bila kita tatap muka atau offline, maka mahasiswa sudah melaksanakan vaksin dua kali,” terang perempuan kelahiran Trenggalek tersebut.
Diketahui, jumlah mahasiswa Uniga sendiri ada sekitar 3.000-an. Jika hanya dua angkatan 2020-2021 sekitar 1.000-an. Kendati sudah masuk level II, pihaknya akan tetap melihat situasi dan kondisi.
“Kita tidak mau terjadi apa-apa. Harus hati-hati, sehingga luring sangat terbatas,” pungkas alumnus Manajemen Universitas Brawijaya (UB) 1999 ini. (jaz/rhd)
Baca juga:
- Pengamat Sebut Jokowi Masuk Bursa Ketum PPP sebagai Wujud Partai Kehilangan Arah
- Timwas DPR Optimistis Haji 2025 Lebih Baik, Saudi dan Indonesia Sama-Sama Berbenah
- 11 Korban Masih Hilang di Longsor Tambang Gunung Kuda Cirebon, Polisi Periksa Enam Saksi
- Terapkan Skema Murur, Jemaah Tidak Turun dari Bus Saat di Muzdalifah
- Kodim 0833 Gelar Karate Championship Piala Dandim 0833