Pengalaman Mengajar Mahasiswa UB di Daerah Perbatasan dalam Merdeka Belajar

Ilustrasi mengajar di daerah perbatasan. (ist) - Pengalaman Mengajar Mahasiswa UB di Daerah Perbatasan dalam Merdeka Belajar
Ilustrasi mengajar di daerah perbatasan. (ist)

Malang, SERU.co.id – Selama satu tahun Program Merdeka Belajar diterapkan di Universitas Brawijaya (UB), banyak manfaat yang diambil dari program itu. Salah satunya menambah pengalaman mengajar di perbatasan dan pedalaman.

Koordinator Bagian Akademik Heri Prawoto menjelaskan banyak kegiatan yang dilakukan mahasiswa UB melalui program Merdeka Belajar. Di antaranya Kampus Mengajar, Program Bangkit, Pertukaran Mahasiswa Antar Kampus dimana bisa mengikuti kuliah pada kampus lain di Indonesia.

Bacaan Lainnya

“Kegiatan lain yang dapat diikuti mahasiswa, yaitu dengan mengambil magang di perusahaan besar. Sertifikat magangnya bisa menambah bukti potensi mahasiswa ketika mereka lulus nanti,” seru Heri.

Tidak hanya pengalaman belajar, bagi mahasiswa yang mengikuti Kampus mengajar, akan merasakan bagaimana tantangan menjadi seorang pengajar. Terlebih jika mereka harus mengajar di daerah perbatasan dan pedalaman yang jauh akses dari kota. Pastinya banyak keterbatasan.

“Tentunya di daerah pinggiran dengan keterbatasan sarana, ini akan menambah cinta tanah air. Dan rasa peduli kepada masyarakat di pedalaman semakin tinggi,” imbuhnya.

Sementara itu, Fakultas Ilmu Komputer (Filkom)  mendapat pendanaan dari Dikti sebagai Center Of Excellence Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Pendanaan tersebut digunakan
untuk penyusunan berbagai panduan detail dan SOP MBKM.

“Dalam dua semester terakhir ini, beberapa kegiatan yang sudah dilakukan adalah perkuliahan lintas prodi. Dalam hal ini lintas dengan perguruan tinggi lain, mahasiswa magang industri, kewirausahaan dan yang banyak adalah kegiatan studi independen bersertifikat. Seperti Program Bangkit yang diikuti 50 mahasisa Filkom,” beber Wakil Dekan I Filkom, Herman Tolle, DrEng, ST, MT.

Menurut Herman, Program Merdeka Belajar bermanfaat bagi mahasiswa. Sedangkan bagi dosen perlu ditingkatkan perannya dan dampaknya.

“Manfaatnya bagi mahasiswa, kesempatan mendapatkan pembelajaran dari luar prodinya, bisa belajar dari industri secara langsung, dan mendapatkan sertifikat yang diakui. Kalau bagi dosen, sepertinya belum terlalu berdampak, selain mungkin sebagai dosen pembimbing kegiatan,” jelas Herman.

Selain itu, dosen yang mengajar untuk mahasiswa kampus lain, dituntut untuk memberikan pengajaran yang lebih baik. Ada beberapa hibah dan bantuan dana untuk menunjang itu.

Konsep Merdeka Belajar yang dicetuskan oleh Menteri Nadiem Makarim, para siswa diberi kebebasan untuk mengakses ilmu. Sumber ilmu bukan sebatas pada ruang kelas, guru, tetapi bisa di luar kelas, di media online atau internet, perpustakaan, dan juga di lingkungan sekitar. Guru tidak lagi menjadi sumber utama.

Hingga saat ini, ada enam program MBKM yang diikuti UB, yaitu Pogram Pertukaran Mahasiswa Permata Sakti, Program Pertukaran mahasiswa antar Kampus berdasarkan kersajasama antar PTN, Program Kompetisi Kampus Merdeka, Program Kampus Mengajar, Program Magang di luar Kampus, serta Program Pertukaran Permata Merdeka. (rhd)


Baca juga:

Pos terkait