Kota Malang, SERU
Universitas Brawijaya (UB), kembali mengukuhkan dua guru besarnya, di Auditorium Gedung Widyaloka UB, Rabu (4/9/2019). Keduanya gubes tersebut, adalah Prof Dr Ir Gatot Ciptadi, DESS (Bidang Ilmu Pemuliaan Ternak) sebagai guru besar ke- 21 di Fakultas Peternakan dan ke-243 di UB. Dan Prof Dr dr Nurdiana, MKes (Bidang Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedis). sebagai guru besar ke-32 di Fakultas Kedokteran dan ke-244 di UB.
Prof Dr Ir Gatot Ciptadi, DESS membawakan judul Peran Strategis Bank Sel Gamet Dalam Upaya Konservasi dan Komersialisasi Sumber Daya Genetik Ternak Lokal Unggul Indonesia. Sedangkan Prof Dr dr Nurdiana, MKes mengangkat judul Apakah Fitoestrogen Bermanfaat Bagi Kesehatan?.
Dalam pidatonya, Prof. Dr. Ir. Gatot Ciptadi, DESS, menjelaskan perkembangan bioteknologi seluler dan molekuler saat ini mengalami kemajuan sangat pesat. Suatu sel beku (spermatozoa) dalam nitrogen cair -196 °C bisa disimpan bertahun-tahun sampai kemudian dithawing (dicairkan kembali) hingga kembali ke fungsi sel hidup secara normal. “Sel somatis atau sel tubuh bisa disimpan beku dalam waktu tidak terbatas. Selanjutnya bisa digunakan sebagai sel donor yang sempurna, untuk menghasilkan kelahiran ternak-ternak kloning tanpa harus dilakukan pembuahan sel oosit oleh sel spermatozoa,” papar Gatot.
Dalam proses reproduksi normal sel embrio dihasilkan dari sel zigot hasil fertilisasi, maka teknik kloning akan mampu menghasilkan ternak-ternak tanpa kehadiran pejantan ataupun spermatozoa. Suatu sel rekonstruksi bisa dihasilkan dengan menginjeksikan sel donor somatis dalam oosit yang telah diambil materi genetiknya (enukleasi). “Sel dilakukan aktivasi secara kimia/fisik/elektrik, berkembang menjadi sel embrional dan akan lahir sebagai individu hasil kloning setelah dititipkan pada induk resipien. Penelitian dan pengembangan pembekuan sel pada ternak-ternak lokal, sangat perlu dilakukan uji coba produk komersial semen beku* seru Gatot.
Sementara itu, Prof Dr dr Nurdiana, MKes, mengatakan fitoestrogen merupakan salah satu bahan herbal yang memiliki efek terapi pada kondisi kesehatan tertentu, namun sampai saat ini bukti-bukti klinis yang kuat secara ilmiah belum konsisten. Fitoestrogen adalah senyawa yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, terutama dari produk polong-polongan (kedelai), gandum, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayur-sayuran. “Ada tiga jenis fitoestrogen, yaitu isoflavon (paling kuat), coumestans, dan lignans,” tambah Nurdiana.
Fitoestrogen memiliki struktur yang menyerupai estrogen. Maka banyak di kalangan yang umum menggunakan makanan yang mengandung fitoestrogen untuk terapi wanita dengan menopause. Pada wanita menopause dijelaskan Nurdiana, jumlah estrogennya menurun, maka fitoestrogen dalam jumlah yang tepat bisa menggantikan estrogen yang turun.
Penelitian efek fitoestrogen menunjukkan hasil pro dan kontra terhadap penyakit yang diderita. Efek menguntungkan antara lain tampak pada obesitas, sindroma metabolik, diabetes tipe 2 dimana terdapat perbaikan resistensi insulin. Efek merugikan fitoestrogen tampak pada sistem reproduksi hewan coba tikus wistar (Rattus norvegicus) jantan dan betina, berupa gangguan fungsi sistem reproduksi. “Berdasar penelitian ini, anak-anak di usia kecil lebih baik tidak diberi susu kedelai yang belum diolah. Namun kebanyakan susu kedelai pabrikan mengatakan sudah membuang kandungan fitoestrogennya,” tandasnya. (rhd)