Sepi Hajatan Nikah, Pengusaha Jenang Mengeluh

Aktifitas pengusaha jenang di Tulungagung yang kini sepi - Sepi Hajatan Nikah, Pengusaha Jenang Mengeluh
Aktifitas pengusaha jenang di Tulungagung yang kini sepi.

Tulungagung, SERU.co.id – Dampak pandemi karena Covid-19 dirasakan hampir seluruh lapisan masyarakat. Salah satunya UKM makanan tradisional. Seperti dialami produksi jenang manten. Produksi mereka turun hingga 50 persen. Sebab kini dilarang hajatan pernikahan. Bila ada yang ingin menikah cukup akad nikah di KUA atau acara inti.

Padahal sasaran jenang manten untuk pesta pernikahan. Bagi orang Jawa, jenang manten merupakan kue penting dalam pesta pernikahan. Filosofinya, untuk merekatakan dua keluarga dalam ikatan pernikahan.

Bacaan Lainnya

“Biasanya masak jenang 4 sampai 5 kawah. Tiap kawah itu berisi 50 kilo bahan baku berupa beras ketan. Kini hanya masak 2 kawah saja,” kata Zainul, salah satu pengusaha jenang manten.

Yang dimaksud kawah adalah sarana untuk memasak jenang manten. Yakni tungku perapian dengan bahan baku kayu. Sekali memasak jenang manten memerlukan waktu sekitar 8 jam. Saat ini pihaknya lebih melayani masyarakat. Biasanya jenang manten untuk oleh-oleh warga lokal yang keluar daerah atau dimakan sendiri. Harga 1 kilo jenang manten berkisar Rp 30 ribu.

“Sekarang sepi karena jarang ada yang menggelar hajatan pernikahan,” ucap pria berusia sekitar 30 tahun tersebut.

Ia meneruskan usaha produksi jenang manten dari kedua orangtuanya. Ia sangat berharap pandemi segera berakhir sehingga masyarakat bisa menggelar hajatan pernikahan. Dengan begitu usahanya bisa berjalan normal lagi. (her/mzm)

disclaimer

Pos terkait