Malang, SERU.co.id – Bincang santai dalam rangkaian HUT ke-47 Dewan Kesenian Malang (DKM), menampilkan kolaborasi dari beberapa pegiat seni musik Malang Raya dalam Pasar Seni DKM, Selasa (29/12/2020).
Alat musik yang ditampilkan, di antaranya rinding, sape, digde kayu, seruling, dan gendang. Ditambah rainstick (alat musik), yang membuat suasana seperti hujan ditengah-tengah alunan musik.
Pegiat musik di Malang Raya, di antaranya Aziz Franklin, Arik Sugiarto, Bejo Sandi, Budi Ayin (Kp. Cempluk), Isa Ansori dan MM. Selain pegiat, pun pengrajin alat musik.
Ketua Pelaksana, Uddin Noor mengatakan, banyak superhero kesenian yang berada di Malang, harus benar-benar diapresiasi dan difasilitasi.
“Di Malang punya Rinding, Bapak (pemerintah) punya kewajiban mengoreksi asli putra Arema. Saya harap pencipta karya punya tempat khusus untuk superhero seniman Malang,” seru Uddin Noor.
Cerita menarik dari pegiat musik tradisional, Aziz Franklin, sempat tampil dalam sebuah pertunjukan di luar negeri, tepatnya di Frankfrut, Jerman.
“Setelah pertunjukan, saya diburu untuk dibeli alat musik ini. Saya kontak KBRI, bagaimana pak? Awalnya Rp 15 juta, tapi dapat masukan dari kedutaan kalau Rp 20 juta. Karena ini alat musik tradisional,” paparnya.
Pesan bijak dalam bahasa Jawa, ono rego ono rupo (ada harga ada rupa, red). Sebuah karya harus diajeni lan diregani (dihormati dan dihargai, red). Dan disampaikan kepada masyarakat, tak hanya sebagai apresiasi tetapi juga edukasi. (jaz/rhd)