
Sementara itu, Prof Dr Ir Sucik Maylinda, MS, dalam pidato pengukuhan berjudul “Strategi Seleksi Ternak Ruminansia Melalui Model Pyramidal Breeding Structure”, menyatakan Indonesia masih kesulitan memenuhi kebutuhan daging. Lantaran ada kesenjangan antara supply dan demand yang semakin lebar. Sehingga diperlukan upaya-upaya yang cerdas dalam memenuhi permintaan daging secara cepat.
“Berdasarkan data BPS (2019), terjadi peningkatan impor daging dari Australia (pengekspor terbesar) tahun 2018 ke 2019 adalah 85,192,1 ton menjadi 100,623 ton,” beber Prof Sucik, sapaan akrabnya.
Menurutnya, permintaan akan daging sapi cukup tinggi, sementara budidaya sapi potong sebagai produsen daging kurang didukung oleh manajemen yang baik. Sehingga budidaya sapi potong perlu dikelola dengan sistem yang sesuai dengan kondisi peternakan dan tujuan usahanya.
“Dalam rangka meningkatkan kemampuan penyediaan daging dan menuju ke Swa Sembada Daging, maka sudah waktunya Indonesia melaksanakan pembibitan ternak khususnya sapi,” ucap wanita kelahiran Pamekasan, 28 September 1956 ini.
Untuk itu, perlu dilakukan program untuk memilih pejantan/ induk yang nantinya akan menghasilkan anak-anak dengan performans seperti yang diinginkan oleh manusia. Metode yang diharapkan mampu menjadi solusi yaitu Pyramidal breeding structure, yaitu struktur pembagian tugas berpola piramida.
“Dalam struktur tersebut, terdapat hubungan dan regulasi antara breeder sebagai penyedia bibit (seperti lembaga pemerintah, lembaga penelitian atau peternak pembibit, ataupun koperasi) yang berada di posisi puncak. Kemudian berhubungan dengan multiplier dengan fungsi dalam reproduksi, yaitu penghasil anakan ataupun bakalan (dalam hal ini perusahaan, UPT), yang menyediakan sapi untuk produksi atau digemukkan),” beber Prof Sucik.
Dengan pengaturan yang baik, maka model ini dapat dijadikan terobosan dalam peningkatan produktivitas ternak ruminansia, khususnya sapi dan meningkatkan produksi daging.
“Apabila masyarakat peternak mendapatkan pendapatan secara cukup, maka akan dapat menjamin kontinuitas produksi dan ketahanan pangan. Konsep model pyramidal breeding structure ataupun nucleus breeding program, sudah berhasil di negara-negara berkembang lainnya dan memberikan keuntungan kepada masyarakat peternak,” tandas Prof Sucik. (rhd)