Koordinasi dengan aliansi mahasiswa dan buruh
Malang, SERU.co.id – Demo yang mengusung Tolak RUU Ciptaker di Alun-alun Tugu Kota Malang, Kamis (8/10/2020), merupakan demo paling anarkis sepanjang sejarah pasca demo Reformasi 1998. Jika dulu aksi lempar sudah heboh, namun kali ini terjadi perusakan di kawasan bundaran Alun-alun Tugu dan sekitarnya. Serta pembakaran kendaraan dinas milik Pemkot dan Polresta Malang.
Terpantau, mobil Panwal Satpol PP jenis CRV terbalik dan dibakar. Selain itu, mobdin BPKAD jenis Kijang Innova, mobdin Humas Pemkot Malang jenis Avanza dan mobil Panwal Satpol-PP jenis Hilux, pecah kaca belakang di area Balaikota Malang. Sementara bus Polres Batu dan truk Polres Blitar mengalami kerusakan, serta 4 motor dinas Polresta Malang Kota terbakar.
“Kita sudah berusaha semaksimal mungkin. Namun aksi massa tak terelakkan,” ungkap Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Leonardus Simarmata, kepada awak media, usai memastikan kondisi aman, Kamis (8/10/2020) pukul 17.15 WIB.

Massa melakukan aksi pelemparan, perusakan dan pembakaran. Padahal selama ini, demo di Kota Malang selalu berjalan kondusif. Aksi pelemparan wajar, namun aksi perusakan bangunan dan pembakaran kendaraan, sudah di luar kewajaran.
“Memang ada beberapa korban yang terluka, baik massa peserta demo maupun aparat keamanan. Namun ada juga bangunan dirusak dan kendaraan yang dibakar,” imbuh Leo, sapaan akrabnya.
Pihak kepolisian berhasil mengamankan 80 orang diduga pelaku perusakan dan pembakaran di Mapolresta Malang Kota. Dari para pelaku masih didalami apa peranannya dalam demo tersebut.
“Saat ini kita lakukan pemeriksaan, apa peranannya saat demo. Apakah melakukan perusakan atau gimana? Kalau tidak terbukti akan kita kembalikan. Semua masih kita dalami,” timpal Leo.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan mahasiswa dan buruh, usai kondisi mereda. Dan bersepakat mengakhiri demo hari ini.
“Kita tidak tahu apakah akan ada demo susulan. Namun kita menghimbau agar bersama-sama menjaga Kota Malang. Karena selama ini demo di Kota Malang aman. Tidak ada seperti itu,” jelasnya.
Disebutkannya, ketika massa mulai anarkis, aliansi mahasiswa dan buruh langsung bergerak mundur. Pihaknya sedang mendalami kelompok mana yang melakukan aksi anarkis.
“Begitu anarkis, teman mahasiswa dan buruh langsung mundur. Kami sedang mendalami kelompok mana yang anarkis. Ada juga anak-anak kecil berpakaian hitam, dan pelajar,” tandasnya.
Dari pantauan di lapangan, beberapa pelaku yang ditangkap ketika diinterogasi langsung di lapangan. Mereka mengaku menerima pesan berantai untuk melakukan aksi demo. Sayangnya, dari sebagian pelaku masih berstatus pelajar SMP dan SMK di wilayah Malang Raya, seperti Turen, Gondanglegi, Singosari, dan lainnya. (rhd)
Komentar ditutup.