Wisata Kali Cemplong, Tempat Kongkow Mainstream Bantaran Sungai – Bambu di Jalur Gaza

Wisata Kali Cemplong jadi pilihan rute gowes
Wisata Kali Cemplong jadi pilihan rute gowes. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Berkat kesadaran pentingnya kebersihan lingkungan, warga sekitar bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Unit Kali Talang, sukses menginisiasi kampung tematik Wisata Kali Cemplong, yang berada di Dusun Jabon, Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.

Mereka sukses menyulap sungai yang awalnya rusuh sampah dan tanaman liar di antara pohon bambu. Kini berubah menjadi wahana Wisata Kali Cemplong, yang terletak di jalur gaza, atau perbatasan Kota Malang dan Kabupaten Malang. Membentang sepanjang 1,2 kilometer dari sisi utara Kali Talang Jabon menuju selatan, tepat di bawah jembatan Sulfat.

Bacaan Lainnya
Tempat kongkow di bantaran sungai di bawah pohon bambu
Tempat kongkow di bantaran sungai di bawah pohon bambu. (rhd)

“Ada banyak akses menuju Wisata Kali Cemplong. Bisa melalui jalan Kapi Woro gang 1 dan 2 (RW 11), Jabon gang 3 dan Kedoya gang 3. Tidak ada tiket masuk, hanya parkir motor Rp 5.000 dapat masker. Normalnya Rp 3.000. Semua itu digunakan untuk pengelolaan dan pengembangan,” ungkap Sudiro Husodo (38), Ketua Pokdarwis Unit Kali Talang.

Tak hanya menyuguhkan suasana asri di bantaran sungai dengan rerimbunan pohon bambu dan spot-spot foto yang instagramable. Pengunjung berbagai kalangan dan komunitas, seperti komunitas gowes, klub motor, keluarga, dan lainnya, dapat bersantai menikmati kudapan makanan dan minuman mulai harga Rp 2.000 hingga Rp 10.000.

Spot foto instagramable di sepanjang sungai
Spot foto instagramable di sepanjang sungai. (rhd)

“Buka mulai pukul 07.00 hingga 22.00 WIB. Ada banyak spot foto atau photo selfie yang instagramable di sepanjang Kali Cemplong. Sebagian besar bahannya dari bambu yang diperoleh di sini,” tutur Diro, sapaan akrabnya,

Pengalaman mengasyikkan di Kali Cemplong ini, dirasakan Agus saat mengajak keluarganya jalan sore.

“Cocok untuk wisata keluarga, selain suasananya rindang dan sejuk, makanan di sini murah meriah. Ini tadi saya ngopi sama makan pangsit, cuma Rp 10.000. Berempat sama jajan gorengan, ga sampai Rp 50.000,” ungkap Agus, warga Sawojajar, Sabtu (3/10/2020) sore.

Tak sampai disitu, dari hasil parkir dan sewa lapak, Pokdarwis ini akan terus mengembangkan sarana prasarana demi menarik pengunjung. Seperti penambahan spot foto, lapak makanan dan minuman, sewa perahu motor dan kayak, flying fox, area mini trail, dan lainnya.

Bermain perahu di Kali Cemplong
Bermain perahu di Kali Cemplong. (rhd)

“Alhamdulillah warga disini mau diajak kerja bakti. Artinya, pemasukan tadi tidak ada untuk mereka. Hasilnya murni untuk pengembangan. Sebab kita swadaya mandiri, tanpa dukungan Pemdes maupun Pemkab Malang,” timpal ayah 2 anak, Winda Putri Novelis (16) dan Dafian Aldiano Husada (9), buah cintanya bersama Titin Indra Wati (36).

Disebutkan Diro, Wisata Kali Cemplong mulai menggeliat sejak 3-4 bulan terakhir (paska lebaran), setelah viral di media sosial dan diberitakan beberapa media.

“Awalnya saya iseng foto pinggiran sungai, warga kerja bakti, bikin hiasan dan lainnya. Terus ada warga sekitar senang gowes ajak temannya ke sini. Karena tracknya menantang menyusuri pinggiran sungai dan pohon bambu, dari dam Kalisari sampai sini. Ya terus viral,” cerita Diro.

Balada kesuksesan di balik Wisata Kali Cemplong

Dibalik kesuksesan mandiri Wisata Kali Cemplong, terselip perjuangan besar Diro dan beberapa warga lainnya. Selain tak disetujui perangkat RT/RW setempat, beberapa warga juga mencemooh, lantaran ide gila merubah kawasan kumuh tersebut.

Sudiro Husodo, bersama pemuda karang taruna setempat
Sudiro Husodo, bersama pemuda karang taruna setempat. (rhd)

“Mau kami itu, saat peringatan Agustusan tahun lalu, warga bisa menggelar bazar tiap hari Minggu seperti CFD. Tanpa harus menutup jalan, namun memindahkan lokasi bazar di bantaran sungai ini. Karena kumuh, mindset warga susah,” kilas pengusaha konstruksi ini.

Perlahan namun pasti, akhirnya usaha mereka sedikit berbuah. Dari foto viral, komunitas gowes, spot foto, hingga ide mendirikan lapak makanan dan minuman untuk membangkitkan perekonomian di saat pandemi.

Warga kerja bakti membuat spot foto dan jembatan bambu
Warga kerja bakti membuat spot foto dan jembatan bambu. (rhd)

“Ide gila saya muncul saat menawari salah satu warga karena PHK, untuk mendirikan lapak di sini. Awalnya ga mau, karena belum tentu ada yang beli. Saya tawari, modalnya dari saya, untung ya diangsur, rugi ya sudah. Entah gimana ceritanya, lha kok banyak warga mengajukan diri buka lapak. Ya terus seperti ini,” seru Diro, terkekeh.

Diro sempat gusar lantaran beberapa upayanya tak berjalan mulus, bahkan selalu mendapatkan rintangan. Selain dari masyarakat setempat, perangkat, hingga birokrasi DAS Provinsi Jawa Timur. Namun kini, berkat kesadaran dan kemauan bersama, Wisata Kali Cemplong mulai berkembang. (rhd)

disclaimer

Pos terkait